Sekolah Negeri dan Swasta Didorong Beri Layanan untuk Anak-Anak Berkebutuhan Khusus
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen),
Abdul Mu`ti (kiri), dalam kunjungannya ke SLB Aisyiyah Al-Walidah, Banyumas,
Jawa Tengah, Minggu (20/4/2025). (Foto: Humas Kemendikdasmen)
BANYUMAS -- Pemerintah RI menegaskan kembali komitmennya untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu bagi seluruh anak Indonesia, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus. Visi besar Pendidikan Bermutu untuk Semua menjadi arah utama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam memastikan bahwa setiap anak, tanpa kecuali, mendapat haknya sebagai warga negara.
“Anak-anak berkebutuhan khusus itu adalah tanggung jawab kita semua untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik agar mereka tumbuh menjadi anak-anak yang hebat. Oleh karena itu, maka kami di kementerian berusaha untuk memberikan layanan pendidikan yang inklusif,” kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti, dalam kunjungannya ke SLB Aisyiyah Al-Walidah, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (20/4/2025).
Mendikdasmen menambahkan bahwa inklusivitas bukan hanya soal menerima keberagaman di ruang kelas, tetapi juga memastikan setiap anak mendapat layanan sesuai kebutuhannya. Menurutnya, pendidikan inklusif memiliki dua makna penting.
Pertama, lanjut Mendikdasmen, semua anak—apapun latar belakang, kondisi fisik, atau agamanya—dapat belajar di tempat pendidikan yang sama. Kedua, layanan pendidikan yang inklusif itu juga dapat memberikan perhatian dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
Terkait pendidikan inklusif, Mendikdasmen pun menyampaikan, “Sekolah-sekolah kita ini, negeri maupun swasta, harus kita dorong agar memberikan layanan pendidikan kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus.”
Ada tiga alasan utama mengapa pendekatan inklusif sangat penting. Pertama, agar anak-anak berkebutuhan khusus dapat berinteraksi dengan teman-teman sebayanya sehingga tumbuh rasa percaya diri dan semangat untuk berkembang.
Kedua, agar tumbuh rasa empati oleh masyarakat, khususnya oleh anak-anak yang sebaya, agar mereka bisa menerima anak-anak berkebutuhan khusus sebagai bagian dari teman-teman mereka. Ketiga, pendekatan inklusif memungkinkan layanan pendidikan diberikan dengan lebih sesuai.
“Inilah pesan yang hendaknya menjadi landasan untuk kita bergerak bersama-sama, agar anak-anak berkebutuhan khusus dapat menerima layanan pendidikan terbaik dan tumbuh menjadi generasi Indonesia yang berperan serta dengan kemampuan yang mereka miliki,” pungkas Mendikdasmen.
Adapun SLB Aisyiyah Al-Walidah telah menjadi salah satu penyelenggara pendidikan inklusif sejak berdiri pada 2017. Sekolah ini menyelenggarakan tiga jenjang pendidikan—SDLB, SMPLB, dan SMALB—dengan total 168 siswa yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
“Mereka, anak-anak berkebutuhan khusus, adalah anak-anak bangsa. Mereka butuh layanan pendidikan seperti kita,” ujar Umi Salamah, penyelenggara SLB Aisyiyah Al-Walidah.
(rilis/eye)
Post a Comment