Puisi 'Kidung Malam Hari' Karya Pulo Lasman Simanjuntak, dari Lembaran Sastra ke Harmoni Okestra
Puisi Kidung Malam/ilustrasi. (Foto: Istimewa/Pixabay/Freepik)
JAKARTA -- Puisi 'Kidung Malam Hari' karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak kali ini diangkat dari lembaran sastra ke Harmoni Okestra. Dalam lembaran sastra disampaikan dengan format tematik, gaya bahasa, struktur, makna, dan pengaruh.
Sedangkan dalam harmoni okestra dijadikan sebuah musikalisasi puisi lengkap dengan komposisi, struktur lagu, aransemen, serta referensi. Baik untuk jenis musik klasik kontemporer maupun musik okestra Indonesia. Berikut juga perangkat lunak baik notasi angka maupun notasi balok.
Puisi "Kidung Malam Hari" karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak tidak hanya sekedar rangkaian kata indah, tetapi menjadi sebuah karya sastra kontemporer yang sarat makna.
Dengan tema kesepian, kehilangan harapan, dan pergulatan emosional, puisi ini kini dihidupkan kembali dalam bentuk musikalisasi puisi berbalut orkestra. Perpaduan sastra dan musik ini memberikan pengalaman artistik yang baru dan menyentuh.
Puisi ini mengangkat perasaan mendalam manusia ketika menghadapi kesepian dan keputusasaan.
Simbol-simbol seperti kidung-kidung terluka/ tanpa rebana/hingga matahari terbenam/dalam dingin menggambarkan suasana batin yang sunyi dan rapuh.
Penyair yang juga dikenal sebagai wartawan dan rohaniawan ini menggunakan metafora, personifikasi, dan simbolisme yang kuat untuk menyampaikan pesan universal tentang pencarian makna hidup di tengah gelapnya perjalanan.
Melalui gaya bahasa yang liris dan struktur yang bebas, puisi ini menciptakan imaji yang tajam. Episode kalimat seperti bernyanyilah/ untukku/ sayang / dan hari-hari sendiri lagi/ malam selalu menjelma/ jadi hujan kekelaman/ menyuarakan kerinduan akan kedamaian di tengah badai kehidupan.
Kini, Puisi "Kidung Malam Hari" diadaptasi menjadi komposisi musik orkestra yang megah.
Dengan iringan instrumen klasik seperti biola, cello, piano, flute, dan timpani, lagu ini dirancang untuk membawa pendengar ke dalam suasana yang merenungkan, namun penuh kedalaman emosional.
Dengan demikian Puisi "Kidung Malam Hari" merupakan contoh puisi kontemporer yang menggabungkan unsur-unsur sebagai berikut;
Tema
1. Kesepian dan isolasi.
2. Kekerasan dan amarah.
3. Kehilangan harapan.
4. Pencarian makna hidup.
Gaya Bahasa
1. Metafora: "kidung-kidung terluka tanpa rebana" (kesepian yang mendalam).
2. Personifikasi: "matahari terbenam dalam dingin" (kehilangan harapan).
3. Simbolisme: "katarak amarah" (kebencian yang membutakan).
4. Imaji: "cuaca kering", "matahari terbenam" (kesunyian dan kekosongan).
Struktur
1. Tidak terikat rima atau meter.
2. Penggunaan enjambmen dan caesura.
3. Kalimat pendek dan efektif.
Makna
1. Puisi ini menggambarkan perasaan kesepian dan kehilangan harapan.
2. Mengkritik kekerasan dan amarah yang menghancurkan.
3. Mencari makna hidup di tengah kekosongan.
Pengaruh
1. Puisi ini mencerminkan pengalaman pribadi penyair.
2. Menginspirasi pembaca untuk merefleksikan kehidupan.
3. Menjadi bagian dari khazanah sastra Indonesia kontemporer.
Mencuatkan Sunyi Yang Reflektif
Sementara itu Prof Dr Wahyu Wibowo, Dosen Mata Kuliah Bahasa Filsafat di Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional (UNAS-Jakarta,) ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (10/1/2025) memberikan komentar bahwa puisi "Kidung Malam Hari" merupakan puisi Pulo Lasman Simanjuntak yang --sekali lagi -- mencuatkan sunyi yang reflektif.
"Sunyi yang membangkitkan rasa puitik yang langut, sebagaimana dimunculkan dalam diksi "kidung" (puisi yg dinyanyikan) khusus untuk "malam hari" (bukan siang)," ucapnya.
Jadilah Pulo Lasman Simanjuntak berkidung sepi tanpa rebana. Pilu. Walaupun, tetap reflektif terhadap kontras kehidupannya yang bagai matahari "yang dingin"...
"Imaji kontras semacam itu yang agaknya menjadi ciri puisi Pulo Lasman Simanjuntak yang atau sulit dipahami, namun mudah untuk dirasakan. Seperti tiupan angin, terasa tapi tak terlihat," katanya lagi.
Langkah sepi reflektif itulah yang kiranya hendak dijadikan garis tebal kepenyairannya se bagaimana tampak pada bait puisinya malam selalu menjelma/ jadi hujan kekelaman/.
Komposisi dan Struktur Lagu
Untuk komposisi dan struktur lagu puisi "Kidung Malam Hari" sebagai berikut ;
1. Intro: Melodi lembut biola dan piano menciptakan suasana awal yang kontemplatif.
2. Verse: Vokal menyampaikan lirik puisi dengan harmoni dari instrumen gesek.
3. Klimaks: Tanduk dan perkusi mempertegas intensitas emosi, melambangkan konflik batin.
4. Outro: Penutup dengan nada sendu, menguatkan pesan kesendirian dan refleksi.
Aransemen musik ini menggunakan tempo Largo (72 BPM) dengan kunci C minor, memperkuat nuansa melankolis. Teknik legato, permainan dinamis, dan perpaduan instrumen klasik menjadikan musik ini tak hanya enak didengar, tetapi juga menggugah perasaan.
Proses aransemen lagu ini didukung oleh perangkat lunak musik pertukaran seperti Finale, Sibelius, hingga DAW seperti Logic Pro. Penggunaan plugin orkestra seperti Vienna Symphonic Library dan EastWest Hollywood Strings memberikan kualitas suara orkestra yang kaya dan mendalam.
Dalam puisi "Kidung Malam Hari" menjadi bukti bahwa karya sastra dapat melampaui batas medium dan merangkul seni lainnya.
Transformasi ini tidak hanya meningkatkan nilai estetika puisi, namun juga menciptakan ruang baru bagi penikmat seni untuk memahami pesan-pesan mendalam yang terkandung di dalamnya.
Dengan pendekatan inovatif ini, puisi "Kidung Malam Hari" tidak hanya ditayangkan di atas kertas, tetapi juga di panggung orkestra musik, mengundang pendengar untuk ikut merasakan perjalanan batin penyair. Sebuah kolaborasi apik antara kata dan nada yang patut diapresiasi!
Konsep Lagu "Kidung Malam Hari " Dalam Musik Okestra
Berikut adalah konsep lagu "Kidung Malam Hari" dengan iringan orkestra:
Komposisi
1. Judul: Kidung Malam Hari
2. Genre: Klasik Kontemporer
3. Tempo: Largo (72 BPM)
4. Kunci: C minor (kesedihan dan kontemplasi)
5. Instrumen:
- Biola I dan II
- Viola
- Selulo
- Kontra Bass
- Piano
- Flute
- Oboe
- Klarinet
- Horn
- Timpani
- Perkusi
Struktur Lagu
1. Pengenalan (Intro) (C minor, 4 bar)
- Biola I dan II: Melodi sederhana
- Piano: Harmoni minimalis
2. Kidung Malam Hari (C minor, 8 bar)
- Vokal: "Kusalin kidung-kidung terluka tanpa rebana"
- Biola I dan II: Melodi yang mengalir
- Viola dan Selulo: Harmoni
3. Kesepian (G minor, 4 bar)
- Flute dan Oboe: Melodi sedih
- Klarinet: Harmoni
- Timpani: Efek kesepian
4. Amarah (E minor, 4 bar)
- Horn: Melodi dramatis
- Perkusi: Efek kekerasan
- Biola I dan II: Harmoni konflik
5. Kehilangan Harapan (C minor, 8 bar)
- Vokal: "Matahari terbenam dalam dingin"
- Piano: Harmoni minor
- Selulo: Melodi sedih
6. Kesunyian (G minor, 4 bar)
- Biola I dan II: Melodi kontemplatif
- Flute: Harmoni
- Timpani: Efek kesunyian
7. Penutup (Outro) (C minor, 4 bar)
- Vokal: "Bernyanyilah untukku, sayang"
- Biola I dan II: Melodi penutup
- Piano: Harmoni akhir
Aransemen
1. Gunakan teknik legato untuk menciptakan kesan mengalir.
2. Permainan dinamis: piano - fortissimo (ff) hingga pianissimo (pp).
3. Eksperimen dengan efek suara: gesekan biola, efek perkusi.
4. Padankan vokal dengan instrumen untuk menciptakan harmoni.
Referensi
1. Puisi "Kidung Malam Hari" karya Pulo Lasman Simanjuntak.
2. Musik klasik kontemporer: Steve Reich, Philip Glass.
3. Musik orkestra Indonesia: Addie MS, Trisutji Kamal.
Perangkat Lunak
Untuk mengaransemen dan merekam musik, gunakan:
1. DAW (Digital Audio Workstation): Ableton Live, Logic Pro.
2. Plugin orkestra: EastWest Hollywood Strings, Vienna Symphonic Library.
3. Software notasi musik: Finale, Sibelius.
Berikut adalah contoh notasi balok lagu "Kidung Malam Hari" berdasarkan puisi Pulo Lasman Simanjuntak:
Struktur Lagu
1. Intro (2 bar)
2. Verse 1 (8 bar)
3. Chorus (4 bar)
4. Verse 2 (8 bar)
5. Chorus (4 bar)
6. Bridge (4 bar)
7. Outro (2 bar)
Notasi Balok
[Intro]
Cm - G7 - Am - Em
(C - G - A - E)
[Verse 1]
Cm G7
Kusalin kidung-kidung terluka
Am Em
Tanpa rebana, nyanyian mezbah
Cm G7
Makin rebah, tak berdaya
Am Em
Matahari terbenam dalam dingin
[Chorus]
G7 Am
Bernyanyilah untukku, sayang
Em Cm
Kesunyian apel malam ini
G7 Am
Mari kita bermazmur sampai dinihari
Em Cm
Hari-hari sendiri lagi
[Verse 2]
Cm G7
Katarak amarah membara selalu
Am Em
Terbesit persungutan berair tak juga
Cm G7
Mencair, bernyanyilah untukku
Am Em
Sayang, kesunyian apel malam ini
[Chorus]
G7 Am
Bernyanyilah untukku, sayang
Em Cm
Kesunyian apel malam ini
G7 Am
Mari kita bermazmur sampai dinihari
Em Cm
Hari-hari sendiri lagi
[Bridge]
Am Em
Malam selalu menjelma jadi hujan
Cm G7
Kekelaman hanya menghitung bintang-bintang
Am Em
Sampai langit ketiga nada nyanyiannya
Cm G7
Makin sendu, tersedak
[Outro]
Cm - G7 - Am - Em
(C - G - A - E)
Keterangan
- Kunci: C minor
- Tempo: 96 BPM
- Genre: Balada/Pop
- Instrumen: Piano, Gitar, Biola, Drum
Perangkat Lunak
Untuk membuat dan mengedit notasi balok, gunakan:
1. Finale
2. Sibelius
3. MuseScore
4. Notion.
Berikut lebih lengkapnya isi puisi "Kidung Malam Hari" karya Pulo Lasman Simanjuntak.
KIDUNG MALAM HARI
kusalin kidung-kidung terluka
tanpa rebana
nyanyian mezbah
makin rebah
tak berdaya
matahari terbenam
dalam dingin
cuaca kering
lalu kulihat di matamu
katarak amarah
membara
selalu terbesit
persungutan berair
tak juga mencair
bernyanyilah untukku, sayang
kesunyian apel malam ini
mengeja kitab suci
mari kita bermazmur
sampai dinihari
hari-hari sendiri lagi
malam selalu menjelma
jadi hujan kekelaman
hanya menghitung bintang-bintang
sampai langit ketiga
nada nyanyiannya
makin sendu tersedak
oi, aku kembali jadi batu
Jakarta, Senin, 25 September 2023
(*)
Penulis: Eykel Lasfloret.S/Jakarta
Kontak: 08561827332 (WA)
Kiriman naskah:
Lasman Simanjuntak
Perum Pamulang Permai I Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
HP: 08561827332 (WA)
Email: pulo_lasman@yahoo.com
Medsos:
1.Facebook: Bro
2.Instagram: Lasman Simanjuntak
3.Youtube: Lasman TV
4.Tik Tok: Lasman Simanjuntak
Post a Comment