Karakter Ikonik Popeye dan Tintin Versi Awal Sudah Jadi Domain Publik

Karakter Popeye (kiri) dan Tintin. (Foto: Geek Culture)
 

JAKARTA -- Tahun 2025 ini, karakter Popeye dan Tintin serta sejumlah karya dengan hak cipta lainnya yang lahir pada tahun 1929 telah memasuki domain publik. Artinya, karakter-karakter itu dapat digunakan dan dibuat ulang oleh siapapun tanpa izin penciptanya.

Dilansir dari The Verge pada Sabtu (4/1/2025), Duke Law School Center for the Study of Public Domain telah menghimpun berbagai karya ikonik yang telah dibebaskan dari ketentuan hak cipta. Duke Law School juga menyoroti tahun 1929 merupakan tahun penting dalam sejarah film karena menjadi pertama kali film memiliki suara.

Adapun karakter Popeye yang telah masuk domain publik adalah versi awal yang pertama kali muncul dalam komik strip Thimble Theatre dengan judul "Gobs of Work" karya EC Segar.

Popeye versi awal memiliki sedikit perbedaan dari yang selama ini dikenal di mana karakter tersebut belum digambarkan memakan bayam untuk menambah kekuatannya. Popeye memakan bayam baru muncul pertama kali pada tahun 1932.

"Semua yang Popeye ucapkan, semua karakteristiknya, personalitasnya, dan sarkasmenya menjadi domain publik. Sedangkan untuk versi makan bayam jika kamu ingin menggunakannya dengan aman, harus menunggu lebih lama," ujar Direktur Duke Law School Center for the Study of Public Domain, Jennifer Jenkins.

Versi awal karakter ikonik Tintin dan anjingnya Snowy dari komik "Les Aventures de Tintin" karya komikus asal Belgia Herge juga telah menjadi domain publik.

Namun, untuk wilayah Uni Eropa karakter Tintin baru bisa digunakan secara bebas oleh publik 70 tahun setelah kematian penciptanya. Lantaran Herge meninggal dunia pada 1983, Tintin baru bisa menjadi domain publik di Uni Eropa pada 2054.

Selain Popeye dan Tintin, sejumlah karya lain yang menjadi domain publik pada tahun ini di antaranya animasi "The Skeleton Dance" dari film pendek Disney bertajuk "Silly Symphonies", film panjang pertama yang penuh percakapan berjudul "On With teh Show, novel Agatha Christie "Seven Dials Mystery", hingga novel Ernest Hemingway "Farewell to Arms".

 

(antara/dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.