Wamen Veronica Tan: Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Perlu Kolaborasi Lintas Sektoral
JAKARTA -- Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia saat ini memerlukan kolaborasi lintassektoral yang kuat. Ini agar tujuan dan solusi pemberdayaan tersebut bisa berkelanjutan.
"Kolaborasi lintas sektoral merupakan kunci keberhasilan program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Pentingnya sinergi semua pihak untuk menciptakan perubahan nyata," ujar Wakil Menteri (Wamen) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Veronica Tan pada acara peluncuran (launching) buku antologi puisi bersama berjudul "Ibu, Aku Anakmu" yang merupakan produksi Taman Inspirasi Satra Indonesia (TISI) ke-13 di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Gedung Panjang Ali Sadikin, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Selasa (24/12/2024).
Pada acara sastra yang dibuka oleh Ketua TISI Octavianus Masheka, diskusi dipandu oleh Arief Joko Wicaksono dengan MC Swary Utami Dewi (Tami), juga diiikuti parade baca puisi dari peserta yang karya puisinya dimuat dalam buku antologi puisi bersama (96 penyair) tersebut.
Ikut pula baca puisi penyair dari Kuala Lumpur Malaysia, Dr Abang Patdeli, serta penyair dari Singapura Rohani Din, maupun baca puisi sejumlah mahasiswa dan mahasiswi (generasi milenial dan gen Z) dari berbagai universitas.
Dalam launching di ujung tahun 2024 ini, juga turut hadir memberikan kata sambutan Rahayu Saraswati D Djojohadikusumo, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Dapil Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu; dan Syaefuloh Hidayat, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta.
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan mengatakan lagi, dalam kolaborasi lintas-sektoral ini pemerintah akan melaksanakan kebijakan yang inklusif dan berbasis hasil.
"Sedangkan dunia usaha mendukung pelatihan keterampilan dan kebijakan ramah keluarga. Untuk organisasi masyarakat dapat membangun jaringan perlindungan dan pemberdayaan di tingkat komunitas, sementara media mengedukasi masyarakat melalui penyampaian informasi yang inspiratif dan konstruktif. Semua elemen masyarakat harus bersatu untuk menciptakan ekosistem yang kondusif. Kolaborasi adalah langkah utama dalam mencapai solusi yang berkelanjutan," ujar Veronica.
Menyinggung tentang pemberdayaan perempuan di Indonesia, ibu tiga anak lulusan dari jurusan Arsitektur Universitas Pelita Harapan ini mengemukakan, perempuam memegang peranan penting kunci dalam membangun kemajuan bangsa.
"Ketika perempuan diberdayakan, mereka tidak hanya memperkuat keluarga, tetapi juga berkontribusi sebagai inovator, pemimpin, dan penggerak ekonomi," kata Veronica, kelahiran Medan Sumatra Utara, 4 Desember 1977, yang juga dikenal sebagai aktivis, politikus, dan Ketua Yayasan Kanker Indonesia ini.
Wamen PPPA ini juga ingin mendorong pelatihan berbasis teknologi untuk meningkatkan kapasitas perempuan di era digital. "Peningkatan literasi digital akan membuka akses yang lebih luas bagi perempuan untuk terlibat dalam ekonomi kreatif dan inovasi teknologi," jelasnya.
Wakil Menteri dalam Kabinet Merah Putih yang dilantik 21 Oktober 2024 ini juga menggaris bawahi pentingnya perlindungan anak yang masih menghadapi tantangan besar seperti kekerasan, eksploitasi, dan pernikahan dini. "Kita harus menjadikan anak-anak sebagai prioritas dengan menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan penuh kasih sayang," katanya lagi.
Ditambahkan Veronica Tan--pada kesempatan tersebut ia ikut baca puisi karya Fanny J Poyk berjudul Ucap Ibu--perlu diserukan penguatan program edukasi berbasis nilai-nilai moral dan hak anak sebagai langkah pencegahan kekerasan. "Edukasi adalah benteng pertama untuk melindungi anak-anak dari ancaman sosial," pungkasnya.
Momentum Peringatan Hari Ibu
Sementara Ketua TISI Octavianus Masheka membuka acara peluncuran buku antologi puisi bersama "Membaca Ibu: Ibu, Aku Anakmu" di Aula PDS HB Jassin --yang penuh sesak tamu dan undangan antara lain mahasiswa dan mahasiswi (generasi milenial/gen Z) dari berbagai universitas ini-- mengatakan buku antologi ini memakai sudut pandang ibu dan sudut pandang anak masih dalam rangkaian peringatan hari ibu ke-96 pada 22 Desember 2024.
"Memuliakan seorang ibu, mengembangkan literasi masyarakat, dan menperluas jangkauan pembaca lebih aktif dalam dunia literasi. Ini adalah momentum peringatan Hari Ibu sekaligus mendukung program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Sampai hari ini TISI telah memiliki anggota sebanyak 1.200 orang tersebar di 34 provinsi," ucapnya.
Menurut Bung Octa, panggilan akrabnya, di dalam buku antologi puisi ini 96 penyair dari berbagai daerah mencoba membahas persoalan ibu dan anak.
"Tentu tidak sempurna, tetapi setidaknya para penyair ikut memberikan kontribusi tentang persoalan ibu Indonesia hari ini untuk diatasi. Bagi seorang penyair cinta kasih dalam rumah tangga adalah hal yang mendasar untuk kita berikan kepada anak-anak. Cinta kasih harus kita wariskan secara turun temurun. KDRT terjadi karena hilangnya cinta kasih. Akhir kata kami sisipkan di sini beberapa baris nukilan puisi sebagai penutup, membaca ibu adalah membaca lautan kasih tak bertepi," kata Bung Octa.
Rahayu Saraswati D Djojohadikusumo, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, dalam prolog buku antologi puisi bersama "Ibu, Aku Anakmu" menyatakan kekuatan puisi menyuarakan sosok ibu. "Buku antologi puisi ini sebuah karya yang tak hanya mengabadikan cinta dan kasih sayang, tapi juga menggambarkan hubungan mendalam antara ibu dan anak, hubungan yang menjadi dasar kemanusiaan kita semua," kata dia.
Puisi, lanjut Rahayu, memiliki kekuatan untuk menyampaikan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata biasa. "Melalui buku antologi puisi bersama ini kita diajak untuk menyelami beragam perspektif dan pengalaman tentang ibu dari para penyair yang berasal dari berbagai latar belakang. Mereka menyatukan suara, harapan, kenangan, dan penghormatan, bahkan mungkin kepedihan maupun penyesalan dalam bait-bait yang penuh makna," pungkasnya.
(Lasman Simanjuntak)
Post a Comment