Sapto Amal Sosok Tepat 'Benahi' Bank Muamalat

Hery Sucipto (tengah) bersama Dirut Jasa Marga Rivan A Purwantono dan Komut BMI Sapto Amal Damandari (kanan). (Foto: Istimewa)
 

Oleh Hery Sucipto *)

Bank syariah pertama Indonesia, Bank Muamalat Indonesia (BMI) baru saja menggelar RUPS, Rabu (11/12/2024) pagi. Salah satu agendanya adalah mengganti pengurus bank (direksi dan komisaris).

Mantan Wakil Ketua BPK RI, Sapto Amal Damandari, didapuk sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen. Seperti apa sosoknya?

Di dunia perbankan, nama Sapto Amal tidaklah asing. Pensiun dari BPK pada 2017 lalu, Ketua Dewan Audit UGM ini didapuk sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pelindo 1 (Persero). Selamat hampir dua tahun, Pelindo 1 mencatatkan kinerja bagus.

Usai dari Pelindo 1, Menteri BUMN (saat itu) Rini Suwandi mempercayakan posisi Komut Jasa Marga. Di bawah kepemimpinannya, kinerja Jasa Marga terus membaik dan mencatatkan laba bersih Rp 2 triliun lebih. Kualitas pembangunan infrastruktur dikawal ketat.

Saat gonjang-ganjing di Bank Bukopin, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai otoritas tertinggi pengawasan perbankan mendapuk Sapto masuk Bukopin. Awalnya sebagai komisaris independen, tak lama kemudian geser ke posisi wakil komut.

Bersama Rivan A Purwantono (Presdir Bukopin saat itu), Sapto diberi misi 'menyehatkan' Bukopin yang sedang bermasalah serius.

Duet Sapto-Rivan selama hampir dua tahun, berhasil membenahi Bank Bukopin yang sahamnya mayoritas (kala itu) dipegang Bosowa Grup (sekaligus sebagai pengendali).

Nyaris 'dicaplok' BRI, pemerintah saat itu akhirnya memutuskan pemilik baru Bank Bukopin investor dari Korea Selatan, yakni Kookmin Bank (KB). Kookmin lantas menyuntik dana lebih Rp 5 triliun dan menjadi pemilik baru Bukopin. Nama barupun meluncur: KB Bukopin. Saat ini KB Bukopin terus berangsur sehat.

Bank Muamalat Indonesia. (Foto: Dok BMI)

Kini, saat Bank Muamalat didera persoalan rumit dengan beban dan likuiditas yang cukup serius, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai pemilik saham mayoritas Muamalat, nama Sapto muncul dan terpilih sebagai komut baru bank yang pendiriannya diinisiasi ICMI, NU, dan Muhammadiyah tersebut.

Muamalat memang harus segera diselamatkan. Sebagai bank pertama Indonesia yang menganut prinsip-prinsip syariah, Muamalat bukan sekadar entitas bisnis semata, tapi juga simbol perkembangan dan dinamika umat Islam dan ekonomi syariah yang harus terus dijaga, ditumbuhkembangkan, dan disupport segenap stakeholder terkait agar keberadaannya kian bermanfaat dan dirasakan umat dan bangsa.

Dan Sapto Amal adalah pilihan tepat. Sosok pekerja keras dan bertangan dingin. Gigih dalam menjalankan target dan program sehingga di manapun bertugas, beliau sukses mengemban amanah yang dipercayakan itu.

Tidak mudah memang membenahi Muamalat yang sudah kadung lama 'sakit'. Dengan dukungan penuh BPKH dan pemerintah, bisa diyakini Muamalat akan keluar dari 'kemelut' dan krisis yang mendera.

Jakarta, 11 Desember 2024


*) Direktur Moya Institute/Pengurus Majelis Pendayagunaan Wakaf PP Muhammadiyah




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.