Peningkatan Kompetensi BK Guru SD Digelar untuk Lingkungan Nyaman bagi Anak

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI, melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, menyelenggarakan Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD) dalam Melaksanakan Layanan Bimbingan dan Konseling untuk wilayah DKI Jakarta pada 3 Desember sampai 7 Desember 2024. (Foto: Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikdasmen)
 

JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI, melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD) dalam Melaksanakan Layanan Bimbingan dan Konseling di beberapa wilayah di Indonesia. Kegiatan untuk wilayah DKI Jakarta pada 3 Desember sampai 7 Desember 2024 ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Direktur Guru Pendidikan Dasar Kemendikdasmen, Rachmadi Widdiharto, menyoroti bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program prioritas Kemendikdasmen, yaitu penguatan pendidikan karakter.

“Dengan maraknya tindak kekerasan yang terjadi, tentunya para guru perlu mendapatkan pelatihan dan peningkatan kompetensi terkait layanan bimbingan dan konseling anak,” ujar Rachmadi di Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Hasil Asesmen Nasional tahun 2022 menunjukkan bahwa sebesar 34,51 persen peserta didik berpotensi mengalami kekerasan seksual, 26,9 persen peserta didik berpotensi mengalami hukuman fisik, dan 36,31 persen peserta didik berpotensi mengalami perundungan. Selain itu, pada jenjang SD, tidak semua guru kelas memiliki latar belakang atau pelatihan khusus di bidang bimbingan dan konseling.

Berdasarkan kondisi tersebut, bimbingan teknis (bimtek) ini menjadi langkah strategis untuk memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan belajar yang optimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka.

Lebih lanjut, Rachmadi menjelaskan bahwa peran guru tidak hanya mengajar dan mentransfer ilmu di kelas, tetapi juga memastikan agar proses tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. “Harapannya, Bapak/Ibu bisa menangkap potensi-potensi yang ada dalam diri setiap anak, serta bisa memberikan bantuan apabila mereka mengalami kesulitan.”

Rachmadi juga berharap agar hasil dari bimbingan teknis ini dapat diimplementasikan secara berkelanjutan di wilayah masing-masing. “Bapak dan Ibu menjadi wakil kementerian dalam menguatkan ekosistem pendidikan, baik itu di satuan pendidikan atau berkembang di komunitas belajar. Kita juga berharap program ini dapat dilanjutkan di tahun-tahun mendatang,” imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut, turut hadir Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, yang memberikan paparan terkait kebijakan perlindungan anak. Ia menyoroti pentingnya ekosistem pendidikan di mana guru aman mengajar, dan murid nyaman belajar.

“Guru menjalankan tugasnya untuk mendidik dan membimbing anak di sekolah dengan tetap menghargai hak-hak anak. Selain itu, guru juga berperan membantu anak menemukan dan mengembangkan bakat dan minatnya,” jelas Jasra.

Penelaah Teknis Kebijakan, Ditjen GTK, Abdul Ghafur, melaporkan bahwa bimbingan teknis untuk wilayah Jakarta ini diikuti oleh 240 guru SD yang berasal dari 9 provinsi, yaitu Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Jambi, Kalimantan Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Riau, dan Sumatra Selatan.

Adapun tujuan kegiatan ini adalah 1) meningkatkan pemahaman guru sekolah asar tentang layanan bimbingan konseling; 2) meningkatkan kompetensi dan keterampilan guru sekolah dasar untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan nyaman melalui upaya pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan; 3) mendorong inisiatif dan kepedulian guru dalam mencegah dan menangani kekerasan di satuan pendidikan serta aktif melibatkan orang tua dan masyarakat; serta 4) mengembangkan sistem pencegahan dan intervensi dini kekerasan di sekolah.

“Dalam bimtek ini, kami akan memberikan berbagai materi terkait kebijakan, kemampuan dasar, dan praktik layanan bimbingan konseling, yang dilengkapi dengan materi-materi pendukung lainnya,” ujar Abdul Ghafur.

Selama pelaksanaan bimtek, peserta akan didampingi oleh 15 narasumber, yang terdiri dari perwakilan Balai Guru Penggerak; unsur Ikatan Bimbingan dan Konseling Sekolah (IBKS); perwakilan perguruan tinggi dan sekolah; serta content creator.

Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah konkret Kemendikdasmen dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih ramah, aman, dan mendukung pembelajaran yang bermakna bagi seluruh peserta didik.

 

(eye)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.