Kekuasaan 61 Tahun Partai Baath Runtuh, Presiden Suriah Bashar Al-Assad Mengundurkan Diri

Kekuasaan 61 tahun Partai Baath di Suriah tumbang setelah ibu kota Damaskus lepas dari kendali rezim Assad, Minggu (8/12/2024). (Foto: Antara/Anadolu)

ISTANBUL -- Bashar Al-Assad, pemimpin rezim Baath Suriah yang digulingkan, memutuskan mundur dari jabatannya dan melarikan diri dari Suriah. Kementerian Luar Negeri Rusia pada Minggu (8/12/2024) menyatakan, kepergian Assad adalah hasil dari negosiasi antara rezimnya dengan kelompok-kelompok yang terlibat dalam perlawanan bersenjata.

Rusia juga mengeklaim bahwa Assad mengharapkan supaya perpindahan kekuasaan dapat berlangsung secara damai. Sembari menyatakan keprihatinan atas situasi di Suriah, Rusia menyerukan semua pihak untuk menghindari kekerasan dan menyelesaikan semua isu melalui upaya politis.

Sementara itu, Kemlu Rusia mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan semua kelompok oposisi di Suriah dan mendorong untuk menghormati pandangan semua kelompok etnis dan agama di negara tersebut.

Rusia turut menyatakan dukungan untuk menjalankan proses politik yang inklusif sebagaimana amanat Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2254 yang disahkan pada 2015.

Pangkalan militer Rusia di Suriah tetap berada dalam kondisi siaga, meski tak ada ancaman langsung yang dihadapi personel militer tersebut. Rusia juga akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan warga negara Rusia yang menetap di Suriah.
 

Awal Kejatuhan Assad

Pertempuran antara pasukan rezim dengan kelompok oposisi kembali pecah pada 27 November 2024 lalu yang dimulai di kawasan pedesaan di barat Aleppo, sebuah kota besar di Suriah utara.

Pada 30 November 2024, kelompok oposisi berhasil merebut pusat Kota Aleppo dan menguasai keseluruhan Provinsi Idlib. Mereka pun merebut pusat kota Hama dari rezim pada 5 Desember 2024.

Kelompok oposisi turut merebut sejumlah permukiman di titik-titik strategis di provinsi Homs yang menjadi gerbang masuk ke Damaskus, sehingga semakin memacu upaya mereka maju ke ibu kota Suriah.

Pada Jumat (6/12/2024), pasukan oposisi merebut kawasan Daraa di Suriah selatan dekat perbatasan dengan Yordania. Mereka terus merebut kendali di Provinsi Suwayda di Suriah selatan pada Sabtu (7/12/2024), sementara kelompok oposisi setempat turut merebut kendali di Quneitra pada hari yang sama.

Kelompok oposisi anti-rezim Assad memasuki Damaskus dari sisi selatan ibu kota Suriah itu pada Sabtu. Pasukan militer pemerintah kemudian menarik diri dari kompleks kementerian pertahanan, kementerian dalam negeri, dan bandara internasional Damaskus.

Kota tersebut pun takluk pada pasukan oposisi pada Minggu (8/12/2024, usai pasukan rezim Al-Assad kehilangan kendali atas keseluruhan kota.

Sementara itu, Pasukan Nasional Suriah (SNA), kelompok oposisi lainnya, meluncurkan operasi militer melawan kelompok Kurdi PKK/YPG, yang oleh Turki dianggap sebagai organisasi teroris, pada 1 Desember 2024, dan merebut kota Tel Rifaat.

(anadolu/antara/ark)



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.