ABC Heinz Salurkan Bantuan 120.000 Kaleng Sarden di Jawa Barat


General Counsel, Head of Government Regulatory Affairs ABC Indonesia Mira Buanawati (kiri) disaksikan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Jabar Dodo Suhendar (tengah) menyeraHkn bantuan kepada perwakilan Food Bank of Indonesia di Bandung, Selasa (17/12/2024).

BANDUNG -- ABC menjalin kolaborasi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Food Bank of Indonesia (FOI) dalam program bantuan pangan untuk mendukung agenda pemenuhan gizi masyarakat di Jawa Barat, sekaligus turut mendukung sosialisasi kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) yang dicanangkan Pemerintah menuju Indonesia yang sehat, bebas stunting. 

Dalam kolaborasi ini, ABC membagikan lebih dari 120.000 produk ABC Sarden yang kaya protein kepada beberapa target lembaga pendidikan, seperti Sekolah, PAUD, hingga Pesantren, yang tersebar wilayah rentan di 8 Kabupaten di Jawa Barat. Selama dua bulan ke-depan, lebih dari 1.000 relawan dan ibu-ibu penggerak yang tergabung di 324 titik dapur komunitas sekolah akan terlibat dalam menyiapkan sedikitnya 240.000 porsi makanan bergizi seimbang, lengkap dengan olahan ikan Sarden ABC, sebagai bagian dari pemenuhan protein hewani yang penting bagi pertumbuhan. 

Dalam sambutannya, Mira Buanawati, General Counsel, Head of Government Regulatory Affairs, ABC Indonesia, mengatakan: “Selama hampir 50 tahun, ABC tidak hanya menghadirkan inovasi produk terbaik untuk menemani keluarga Indonesia dalam menciptakan kreasi citarasa masakan terbaik, namun kami juga berkomitmen memberikan dampak positif di tengah masyarakat. Hal ini sejalan dengan nilai perusahaan ‘we do the right thing’, dimana kami senantiasa berperan aktif untuk ikut mendorong pemenuhan gizi masyarakat yang lebih baik untuk Indonesia yang kuat dan sehat.



Erwin Dwiyana, Direktur Pemasaran, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, mengatakan: “Gemarikan atau Gerakan memasyarakatkan makan ikan menjadi salah satu program yang diinisiasi oleh KKP dalam mendukung ketahan pangan dan gizi nasional serta mendukung percepatan penurunan angka prevalensi stunting. Perlu upaya yang sistematis dan terstruktur dengan melibatkan seluruh komponen dan stakeholder baik pusat, daerah, akademisi, para mitra dan pelaku usaha untuk bersama-sama membangun kesadaran gizi individu maupun kolektif agar gemar makan ikan. 

Sejalan dengan hal tersebut, KKP terus mendorong peningkatan angka konsumsi ikan hingga mencapai target sebesar 62,5kg/kapita pada 2024. Kami mengapresiasi setiap kolaborasi untuk membangun budaya masyarakat gemar ikan dan berharap setiap elemen bangsa dapat ikut berperan menciptakan Indonesia yang sehat, cerdas, dan bebas stunting menuju generasi emas 2045.”

Sebagai produk yang telah diterima luas oleh keluarga Indonesia selama puluhan tahun, Sarden ABC juga mengambil langkah nyata untuk terus mengedukasi dan membangun masyarakat yang gemar makan ikan. "Sarden ABC hadir sebagai alternatif sumber protein yang mudah untuk diolah, dimanapun dan kapanpun. Yang pasti, ABC Sarden dibuat dari ikan sarden segar dan tidak mengandung bahan pengawet, pewarna sintetis, dan pemanis sintetis. Dengan melalui proses produksi yang ketat, kami memastikan standar kualitas dan keamanan produk yang terbaik, serta menjaga seluruh kandungan nutrisi dalam ikan, seperti Omega 3&6, DHA, Protein, Vitamin D, B3, B12, Kalsium dan Fosfor dapat terjaga.” jelas Mira Buanawati.



Lebih jauh, Erwin Dwiyana menekankan pentingnya strategi yang terintegrasi untuk meningkatkan angka konsumsi ikan masyarakat, mulai dari peningkatan kualitas hingga mendorong produk perikanan masuk dalam program strategis nasional untuk pemenuhan gizi masyakarat, seperti salah satunya dengan mengusulkan produk ikan sebagai salah satu sumber protein untuk mendukung Program Makan Bergizi. 

“Ikan dalam kemasan seperti halnya produk ikan sarden merupakan bagian dari olahan produk yang bisa dipertimbangkan menjadi sumber protein dalam menu makan bergizi, terutama melihat daya tahan dan daya jangkaunya. Sebab tidak semua daerah di Indonesia dekat dengan produksi ikan segar. Yang terpenting adalah memenuhi standar mutu dan standar pengemasan dan pengolahan yang baik dan benar”, jelas Erwin Dwiyana.  

 

(YogI)



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.