Program Kursus Bahasa Rusia Kerja Sama Unkris dan Univ Pedagogis Negeri Ural Resmi Ditutup

Program Russian Language Training & Cultural Exchange hasil kerja sama Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Indonesia dan Universitas Pedagogis Negeri Ural (Ural State Pedagogical University/USPU) Rusia resmi ditutup pada Kamis (7/11/2024). (Foto: Humas Unkris)


JAKARTA -- Program “Russian Language Training & Cultural Exchange,” hasil kerja sama Universitas Krisnadwipayana (Unkris) dan Universitas Pedagogis Negeri Ural (Ural State Pedagogical University/USPU) Rusia resmi ditutup pada Kamis (7/11/2024) setelah digelar sekitar dua bulan. Sekitar 200 orang terdiri atas dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum mengikuti kelas pembelajaran bahasa Rusia di Fakultas Ilmu Administrasi secara gratis yang berlangsung 23 September hingga 9 November 2024.

Program “Russian Language Training & Cultural Exchange” merupakan kerja sama terkait implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi, khususnya bidang Pengabdian Kepada Masyarakat. Kelas pembelajaran terbagi dalam 10 kelas, dan dilaksanakan setiap hari, mulai dari hari Senin sampai dengan Sabtu.

Hadir dalam acara penutupan ini, Prof. Dr. Gayus Lumbuun, S.H. M.H. (Ketua Pembina Yayasan Unkris); Amir Karyatinm S.H. (Ketua Pengurus Yayasan Unkris); Dr. Ismail Razak, S.E., M.E.S (Rektor Unkris); Irjen. Pol. (Purn.) Dr. Drs. Ali Johardi; S.H., M.H. (Presiden Eksekutif Unkris); Jajaran Pengurus Yayasan Unkris; Dr. Ade Reza Hariyadi, S,IP., M.Si, (Dekan FIA Unkris); dan jajaran Struktural FIA; serta para mahasiswa peserta Russian Language Training.

Dalam sambutannya Prof Gayus Lumbuun menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Universitas Pedagogis Negeri Ural (Ural State Pedagogical University, Russia), khususnya kepada dua orang dosennya yang mengajar bahasa Rusia di Unkris sejak 23 September 2024, Anastasia Phetukova dan Anna Shchepina.

“Terima kasih kepada Dekan FIA beserta seluruh jajarannya atas keberhasilan pelaksanaan program ini,” kata Prof Gayus, Kamis (7/11/2024).

Selanjutnya, Prof. Gayus Lumbuun mengutip pidato Presiden Soekarno yang dibacakan di hadapan Sidang Majelis Umum PBB ke-XV "To Build the World A New" (Membangun Dunia Baru) pada tanggal 30 September 1960. Pidato ini merupakan kritik Presiden Soekarno terhadap keprihatianan kepada negara-negara di Asia dan Afrika yang masih banyak berada di bawah penjajahan.

“Menurut Soekarno, Indonesia merupakan taman bunga yang indah dengan segala kekakayaan alam yang berlimpah dan hal ini membuat daya tarik bagi banyak negara di dunia,” lanjut Prof Gayus.

Mengacu kepada semangat Soekarno untuk membangun dunia yang baru, yang damai dan adil, serta memiliki keindahan yang menarik banyak orang, maka Prof Gayus Lumbuun berharap kepada semua pihak pemangku kebijakan di Universitas Krisnadwipayana, agar menjadikan kampus ini sebagai kampus yang membangun sesuatu yang baru. Yakni Unkris baru yang lebih maju, mampu bersaing secara global melalui kolaborasi dengan institusi-institusi luar negeri, khususnya kolaborasi yang sudah terjalin dengan Universitas Pedagogis Negeri Ural (Ural State Pedagogical Universsity, Russia).

Prof Gayus menekankan pentingnya semangat nasionalisme Soekarno, melalui pidatonya yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai 1 dari 64 ‘Warisan Ingatan Dunia’ menjadi landasan mental dan spiritual bagi pemangku kebijakan, dosen, karyawan, dan para mahasiswa untuk membangun “Unkris Baru: To Build Unkris A New”.


(eye)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.