Merasa Belibet, Mendikdasmen Mu'ti Pertimbangkan Sebut Kementeriannya PDM
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Prof Abdul Mu'ti berbicara di sela-sela silaturahmi dengan sejumlah pimpinan media massa, di Jakarta, Selasa (5/11/2024). (Foto: gebrak.id) |
JAKARTA -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Prof Abdul Mu'ti berencana mengganti penyebutan nama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dari Kemendikdasmen menjadi PDM. Ia mempertimbangkan penyebutan Kementerian PDM lantaran dianggap tak belibet alias lebih mudah penyebutannya dibandingkan Kemendikdasmen yang banyak digunakan saat ini.
"Sepertinya akan lebih mudah jika menyebutnya dengan Kementerian PDM ya? Daripada Kemendikdasmen. Saya sendiri suka belibet nyebut Kemendikdasmen. Apa kita resmikan nama Kementerian PDM? Tapi nanti coba kita pertimbangkan lagi," kata Mu'ti di sela-sela silaturahmi dengan para pimpinan media massa, di Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Di hadapan sekitar 35 pemimpin redaksi atau petinggi media, termasuk petinggi dari gebrak.id, Mu'ti mengatakan, bakal melakukan sejumlah perubahan kebijakan pendidikan di masa kepemimpinannya. Baik itu perubahan yang bersifat perbaikan hingga menciptakan kebijakan-kebijakan yang benar-benar baru.
Menurut Mu'ti, perubahan kebijakan saat pergantian menteri merupakan sebuah keniscayaan. "Ini sebuah dinamika yang tidak bisa dihindari. Sama seperti di media, kalau ganti pemred tentunya ada perubahan. Kalau sama tak ada perubahan untuk apa diganti?" jelas dia.
Namun demikian, sambung Mu'ti, seberapa besar perubahan itu yang perlu menjadi perhatian. "Intinya yang sudah baik dasar-dasarnya akan kita lanjutkan, yang belum baik akan dievaluasi," tegas dia.
Mu'ti menjamin kebijakan yang akan dijalankan di era kepemimpinannya akan selaras dengan kebijakan yang ditetapkan Presiden RI Prabowo Subianto. "Jadi sebagai pembantu Presiden, apa yang kami lakukan mengacu pada program Pak Prabowo, Asta Cita," ujarnya.
Mendikdasmen RI ini lantas menjelaskan tiga hal yang menjadi komitmen Presiden Prabowo di bidang pendidikan. Yakni, meningkatkan kualitas pendidikan utamanya pada sains dan teknologi, meningkatkan akses pendidikan bermutu untuk semua, hingga meningkatkan kesejahteraan guru.
"Salah satunya ialah memperkenalkan matematika sejak pendidikan anak usia dini," kata Mu'ti.
Adapun komitmen untuk menyejahterakan guru, Mu'ti juga menyinggung penghasilan tambahan guru yang sering digaungkan Prabowo-Gibran saat kampanye. "Walaupun angka dan jumlahnya sudah ada, tapi belum akan saya sampaikan sekarang," ungkapnya.
Mu'ti mengaku tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan guru, tapi juga menaikkan kualitas guru secara keseluruhan. "Pemenuhan kualifikasi guru, ternyata masih banyak guru yang belum D4 atau S1. Kemudian peningkatan kompetensi guru melalui sertifikasi dan pelatihan guru juga akan kami gencarkan," cetusnya.
Komitmen ketiga, lanjut Mu'ti, yaitu peningkatan akses pendidikan bermutu untuk semua serta pendidikan yang inklusif. "Ini menjadi bagian tagline besar kami, yakni pendidikan bermutu untuk semua, pendidikan merata, education for all. Itu amanah UUD 1945," kata dia menegaskan.
(eye)
Post a Comment