BI Dorong Transformasi Digital untuk Layanan Kebanksentralan yang Inovatif dan Berkelanjutan
JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) semakin serius mengembangkan layanan kebanksentralan yang inovatif dan digital demi memberikan layanan berkualitas dan efisien kepada masyarakat serta pelaku usaha. Salah satu inovasi utama BI adalah pembentukan Unit Layanan Single Window (ULSW) sebagai pusat koordinasi layanan yang terintegrasi dengan Indonesia National Single Window.
Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi UI, Ramdan Denny Prakoso, unit ULSW ini berperan mengoptimalkan tata kelola data agar dapat mempercepat akses layanan keuangan. Selain itu, BI juga memperkenalkan Galeri Aplikasi Layanan Bank Indonesia (ALBI), yang menjadi pusat konsultasi dan interaksi bagi stakeholders dan pelaku usaha terkait layanan kebanksentralan.
"Digitalisasi menjadi fokus utama dalam transformasi layanan BI, mencakup pengembangan prosedur operasional digital dan pembentukan tim khusus untuk meningkatkan infrastruktur pada setiap lini layanan, termasuk front office, middle office, hingga back office, serta sistem perbankan inti," ujar Ramdan, dalam rilis di Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Komitmen BI, lanjut dia, untuk menjaga standar internasional pun dibuktikan dengan sertifikasi yang diterima, seperti ISO 9001:2015 untuk manajemen mutu, ISO 27001:2022 untuk keamanan informasi, dan ISO 22301:2019 untuk keberlangsungan bisnis.
Inovasi ini diperkenalkan dalam acara Central Banking Service Excellent Achievement (CBSEA) 2024 di Jakarta, mengusung tema “Transformasi Digital Layanan Kebanksentralan Bank Indonesia – Inovasi Peningkatan Layanan Prima dan Keberlanjutan.”
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, mengungkapkan bahwa sinergi dengan berbagai lembaga bertujuan untuk menciptakan layanan perizinan sektor keuangan yang Profesional, Akuntabel, Simpel, Transparan, dan Informatif (PASTI). "Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi solid antara BI dan para mitra. Sinergi dan digitalisasi harus terus ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan stakeholders dan memberikan layanan yang berstandar internasional," ujar Destry.
Acara ini juga menghadirkan Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, yang menyampaikan bahwa target investasi Indonesia pada 2024 mencapai Rp1.650 triliun, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.400 triliun. Ia menambahkan bahwa investasi perlu didorong dengan strategi digitalisasi untuk meningkatkan kemudahan dan mendorong nilai tambah investasi. “Perjanjian kerja sama ini akan memperkuat dukungan terhadap realisasi investasi dengan memanfaatkan digitalisasi,” papar Todotua.
Selain memperkenalkan inovasi layanan, BI dan Kementerian Investasi juga menandatangani perjanjian kerja sama terkait perizinan di sektor keuangan. Kolaborasi ini merupakan kelanjutan dari Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada Agustus 2024 untuk memperkuat koordinasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi antar kedua lembaga.
Dengan langkah strategis ini, BI terus berkomitmen untuk memberikan layanan kebanksentralan yang relevan dengan perkembangan zaman, mendukung pencapaian visi sebagai bank sentral digital yang berkontribusi bagi perekonomian nasional.
(zaky)
Post a Comment