Berdayakan Wakaf, Muhammadiyah Minta Kemitraan Diperluas
JAKARTA -- Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah yang juga Menteri Pendidikan dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Prof Dr Abdul Mu'ti mengaku pemberdayaan aset wakaf di Indonesia, khususnya di kalangan Muhammadiyah, masih sangat minim. Hal itu dikatakan Mu'ti saat menutup Rakernas Majelis Pendayagunaan Wakaf (MPW) Muhammadiyah di Jakarta, Ahad (3/11/2024). Rakernas itu mengambil tema: Menuju Integrasi Data Center Satu Wakaf Indonesia.
"Dari dulu kelemahan kita dalam mengelola dan memberdayakan aset wakaf adalah keterbatasan uang. Akhirnya banyak aset wakaf yang mauquf (terbengkalai). Ini yang harus dicarikan solusi, harus kreatif," ujar Mu'ti, Ahad (3/11/2024).
Karena itu, Mu'ti meminta para pengelola aset agar lebih inovatif dalam memberdayakan wakaf. Salah satunya, saran Mu'ti, pengelolaan wakaf harus dilakukan dengan sistem kemitraan.
"Cari mitra, apakah perorangan atau kelompok maupun korporasi, yang secara finansial mampu, diajaklah untuk bermitra agar aset wakaf dapat dikelola secara produktif dan manfaatnya bisa untuk mensejahterakan atau kembali kepada kemakmuran umat," papar Mu'ti.
Mu'ti menantang MPW dapat lebih kencang lagi mengakselerasi aset-aset wakaf yang dimiliki Muhammadiyah agar bisa berdayaguna dan bermanfaat dengan cara dikelola secara produktif.
Adapun penutupan Rakernas MPW dilaksanakn di Hotel Horison, Menteng, Jakarta Pusat, dengan diikuti jajaran pengurus tingkat pusat dan provinsi.
(ark)
Post a Comment