Amerika Serikat Dukung Indonesia Percepat Permohonan Aksesi OECD

Presiden RI Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat melakukan pertemuan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (12/11/2024). Pertemuan tersebut di antaranya membahas upaya memperkuat kerja sama kedua negara sebagai bagian dari kemitraan strategis komprehensif Indonesia-AS. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)


JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan dukungannya terhadap upaya Indonesia untuk mempercepat permohonan aksesi keanggotaan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Cooperation and Development/OECD).

Dukungan itu tercantum dalam dokumen Pernyataan Bersama Presiden AS Joe Biden dan Presiden RI Prabowo Subianto yang diterbitkan Gedung Putih AS, melalui laman whitehouse.gov, Selasa (12/11/2024) waktu setempat.

"OECD menyediakan jalur menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan berkualitas tinggi melalui kebijakan yang lebih kuat dan lebih bertanggung jawab," demikian petikan pernyataan Gedung Putih dilansir di Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Saat proses aksesi tersebut berlangsung, AS berharap dapat bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk memastikan keberhasilan dalam menyelaraskan standar dan praktik terbaik OECD, termasuk mendukung Indonesia melaksanakan reformasi ekonomi, tata kelola, perdagangan, dan ketenagakerjaan yang diperlukan.

Kedua pemimpin juga menyatakan komitmen terhadap sistem perdagangan internasional berbasis aturan dan mengakui pentingnya lembaga dan norma-multilateral dalam mempromosikan perdagangan bebas dan adil. "Kedua pemimpin berjanji untuk memajukan dialog dan konsultasi dalam menyelesaikan sengketa World Trade Organization (WTO)," petikan itu lagi.

Presiden Prabowo dan Presiden Biden mengakui peran penting rantai pasokan mineral yang beragam untuk memperkuat sektor manufaktur dan pertumbuhan ekonomi di kedua negara, serta mendukung transisi energi bersih global.

Keduanya menegaskan komitmen untuk mengembangkan rantai pasok mineral penting di kedua negara melalui kemitraan yang saling menguntungkan, mempromosikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, termasuk standar lingkungan dan ketenagakerjaan.

Untuk mencapai hal ini, kedua Kepala Negara berkomitmen untuk mempercepat diskusi yang sedang berlangsung tentang mineral penting.

 

(antara/ark)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.