Prabowo Diharapkan Bentuk Komite Pengembalian Aset Sultan HB II Senilai Rp 8,36 Triliun

Trah Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) II menuntut Inggris segera mengembalikan aset dan manuskrip milik Sri Sultan Hamengkubuwono II yang dijarah Inggris saat peristiwa Geger Sepehi 1812. (Foto: Istimewa)

JAKARTA -- Trah Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) II menuntut Inggris segera mengembalikan asset dan manuskrip milik Sri Sultan Hamengkubuwono II yang dijarah Inggris saat peristiwa Geger Sepehi 1812.

“Kami meminta Inggris segera mengembalikan aset dan manuskrip milik eyang kami ke pihak keluarga Sri Sultan HB II. Sebelumnya, data kami hanya mencatat ada 7.500 manuskrip dan 57 ribu emas yang dijarah Inggris saat peristiwa Geger Sepehi 1812," kata perwakilan Trah Sultan HB II, Fajar Bagoes Poetranto, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/10/2024), di Jakarta.

Menurut Fajar, ternyata ada data yang baru ditemukan bahwa Inggris juga menjarah harta Sultan HB II lainnya, yaitu berupa koin perak yang jika dirupiahkan nilainya bisa mencapai Rp 8,36 triliun lebih. "Ada juga harta-harta lainnya yang jumlahnya mencapai Rp 17 miliar lebih,” jelas dia.

Fajar membeberkan jika dalam Lembaran Negara Jawa, Batavia, Sabtu, 18 Juli 1812, yang dikutip dalam makalah karya Knapman, G & Boonstra, S 2023, 'Penjarahan dan Hadiah di Jawa 1812: Legalitas dan Konsekuensinya bagi Penelitian dan Pengembalian Koleksi Raffles', Seni Kuno dan Hukum, Vol. 28, No. 3 tertulis bahwa ada koin perak senilai 500 ribu poundsterling atau pada tahun 2021 nilainya setara dengan 542 juta dolar AS yang juga dijarah oleh Inggris. Jika dirupiahkan maka nilai koin perak yang dijarah oleh Inggris mencapai Rp 8,3 triliun.

Tidak hanya itu, dalam tulisan Batavia Ledger' IOR/G/21/46 hal. 1225 juga tertulis bahwa Inggris juga menjarah harta Sultan HB II lainnya senilai 4.493 dolar Spanyol yang jika ditotal akan bernilai 1.150.000 dolar AS pada tahun 2021. Jika dirupiahkan maka nilainya mencapai Rp 17 miliar lebih. Dalam makalah karya Knapman, G & Boonstra, S 2023 disebutkan bahwa harta dan benda-benda penting milik Sultan HB II diduga masuk ke dalam koleksi British Museum, British Library, National Trust, Royal Collection Trust dan Victoria and Albert Museum, serta Museum India di Kolkata, India.

Fajar juga menambahkan pihaknya meminta Presiden RI Prabowo Subianto ikut berjuang bersama Trah HB II untuk menuntut Inggris mengembalikan aset dan manuskrip milik HB II, mengingat Prabowo Subianto juga adalah keturunan Sri Sultan HB II.  

“Kami ucapkan selamat atas dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia. Kami sangat berharap Prabowo Subianto berjuang bersama kami untuk mengembalikan aset 57 ribu emas, koin perak yang nilainya Rp 8,36 triliun lebih, serta aset lainnya dan manuskrip milik eyang kami untuk dikembalikan ke pihak keluarga. Kami juga berharap Prabowo dapat menjadikan Sri Sultan HB II sebagai Pahlawan Nasional. Ini harus menjadi agenda besar dalam pemerintahan Prabowo, mengingat ia juga merupakan keturunan Sultan HB II,” tegas Fajar.

Fajar juga mengatakan, pihaknya mengapresiasi rencana dibentuknya Direktorat Repatriasi dan Preservasi yang berada di bawah naungan Dirjen Diplomasi Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan. "Pembentukan Direktorat Repatriasi dan Preservasi, Kementerian Kebudayaan, menjadi awal yang baik dalam rangka menuntut pengembalian aset dan manuskrip milik eyang kami dan Prabowo Subianto, yaitu Sultan HB II. Itu semua harus dikembalikan ke pihak keluarga,” harapnya.

Fajar juga berharap Presiden Prabowo Subianto dan Keraton Yogyakarta dapat duduk bersama untuk membahas tentang pengembalian aset dan manuskrip milik Sultan HB II dan segera membentuk komite independen pengembalian aset manuskrip yang dirampas Inggris pada peristiwa Geger Sepehi 1812 di Keraton Yogyakarta.

"Kami berharap agar Inggris juga meminta maaf kepada keturunan Sultan HB II karena peristiwa Geger Sepehi 1812 telah melukai perasaan anak keturunan. Sekali lagi, kami menaruh harapan yang besar kepada Pak Prabowo Subianto agar berjuang bersama kami dalam menuntut pengembalian aset dan manuskrip milik eyang kami dan menjadikan HB II sebagai pahlawan nasional,” tandas Fajar.


(rilis/eye)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.