Ini Penjelasan Para Ahli Soal Rumor Air Galon Polikarbonat Bisa Tercemar BPA Saat Distribusi

Air dalam galon polikarbonat/ilustrasi. (Foto: Pixabay)

JAKARTA -- Air dalam galon polikarbonat (PC) dipastikan masih aman untuk dikonsumsi meski terpapar sinar matahari selama proses distribusi. Paparan sinar matahari dipastikan tidak akan memicu migrasi zat kimia Bisphenol A (BPA) ke dalam air.

"Sebenarnya nggak akan ada pengaruh apa-apa itu karena sampai suhu 80 derajat celcius saja polikarbonat masih tahan," ujar Guru Besar Ilmu Rekayasa Proses Pengemasan Pangan IPB, Nugraha Edhi Suyatma, baru-baru ini.

Nugraha menambahkan, galon polikarbonat dapat menahan panas hingga 80 derajat celcius sebelum zat kimia pembentuk plastik bermigrasi. Ia melanjutkan, sementara galon mungkin terkena paparan sinar matahari selama distribusi, tetapi suhu yang terjadi jauh di bawah 50 derajat Celsius. "Jadi, risiko migrasi BPA ke dalam air minum dari kemasannya sangat kecil," cetusnya.

Dosen dan peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center IPB itu menjelaskan bahwa migrasi BPA juga tidak akan terjadi akibat guncangan yang terjadi selama pendistribusian. Ia mengatakan, guncangan tersebut tidak akan memicu migrasi zat kimia dari galon ke air karena kemasan polikarbonat kuat dan tidak akan pecah.

Pemakaian galon PC dipilih lantaran memiliki lebih banyak keunggulan dibanding kemasan PET. Plastik PC memiliki ketahanan panas antara 60 hingga 80 derajat celcius. Plastik PC lebih fleksibel sehingga lebih tahan dari risiko pecah atau retak sehingga pembersihan menggunakan sikat plastik tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan kemasan.

Galon PC merupakan kemasan multitrip karena mengalami banyak perjalanan, yaitu dari pabrik dikirim ke distributor/toko/penjual lalu dibawa ke konsumen. Galon kosong kemudian dikembalikan oleh konsumen ke penjual untuk dikirimkan ke pabrik dan digunakan ulang.

Adapun hasil penelitian Institute Teknologi Bandung (ITB) juga tidak menemukan adanya migrasi BPA dari galon ke air minum dalam kemasan (AMDK). Temuan tersebut juga didukung dengan hasil studi para peneliti dari Universitas Islam Makassar (UIM) yang tidak mendeteksi adanya migrasi BPA dari galon ke dalam air.

Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB, Akhmad Zainal Abidin, pun menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait migrasi BPA dari galon ke air minum. Ia menyatakan bahwa hasil penelitian tidak menemukan migrasi zat kimia yang dimaksud ke dalam pangan.

"Dari penelitian yang kami lakukan, kami tidak mendeteksi (non-detected/ND) BPA di semua sampel AMDK yang diuji," kata Akhmad Zainal menjelaskan.

Penelitian dilakukan untuk menguji keamanan dan kualitas air minum dalam kemasan galon polikarbonat dari migrasi BPA. Sampel penelitian adalah empat merek AMDK terpopuler. Temuan tersebut membuktikan bahwa air galon PC masih sangat aman untuk dikonsumsi.

"Penelitian ini menunjukkan semua sampel air minum yang diuji terbukti aman untuk dikonsumsi masyarakat dan telah sesuai dengan standar serta regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dan juga standar internasional," ujar Zainal menandaskan.

(eye)