ESG, Kunci Investasi Berkelanjutan di Pasar Modal

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik memberikan sambutan saat kegiatan ESG Summit 2024 yang digelar Republika di Gedung Bursa Efek Indonesia, beberapa waktu lalu di Jakarta. (Foto: Dok Republika) 


JAKARTA -- Dalam beberapa tahun terakhir, konsep Environmental, Social, and Governance (ESG) telah menjadi perhatian utama di dunia bisnis dan investasi. ESG tidak lagi dianggap sebagai elemen sekunder, melainkan sebagai faktor kunci dalam menilai kinerja dan keberlanjutan perusahaan. Di Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengadopsi standar ESG untuk mendorong praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab.  

 

Perusahaan yang memenuhi standar ESG dianggap lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab, yang pada akhirnya dapat meningkatkan reputasi, kepercayaan investor, serta akses ke modal. Sejalan dengan tren global ini, BEI telah memperkenalkan berbagai inisiatif untuk mendorong penerapan ESG di perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI. Pada tahun 2020, BEI meluncurkan Indeks ESG Leaders IDX, yang berfokus pada perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi praktik terbaik ESG. Indeks ini memberikan panduan bagi investor yang ingin berinvestasi di perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan.

 

Selain itu, BEI juga bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk menyediakan pelatihan dan panduan bagi emiten dalam hal pelaporan ESG. Hal ini penting karena pelaporan ESG yang transparan memungkinkan investor untuk lebih mudah mengevaluasi kinerja perusahaan dari perspektif keberlanjutan.

 

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyampaikan, “BEI menyadari bahwa perjalanan menuju penerapan ESG yang menyeluruh masih panjang dan penuh tantangan. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, regulator, perusahaan, hingga investor. Selain itu, diperlukan juga peningkatan kapasitas dan kesadaran di berbagai level agar prinsip-prinsip ESG dapat diimplementasikan dengan efektif.”

 

Sejarah konsep ESG bermula pada tahun 1987, yang merupakan tonggak penting dalam perkembangan gagasan keberlanjutan. Pada momen tersebut, Laporan Brundtland yang secara resmi berjudul "Our Common Future," diterbitkan oleh Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (WCED) yang dipimpin oleh Gro Harlem Brundtland, mantan Perdana Menteri Norwegia.

 

ESG tetap relevan hingga hari ini karena peran pentingnya dalam memastikan bisnis dan investasi tidak hanya fokus pada keuntungan finansial jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan, masyarakat, dan tata kelola perusahaan. 

 

Sampai hari ini, ESG masih relevan karena sejumlah situasi saat ini.  Dalam dunia yang semakin kompleks dan saling terhubung, ESG menjadi alat penting bagi perusahaan dan investor untuk memastikan bahwa bisnis tidak hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek, tetapi juga pada dampak jangka panjangnya terhadap lingkungan, masyarakat, dan tata kelola yang baik. Karena tantangan global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan permintaan untuk transparansi meningkat, ESG akan tetap menjadi faktor relevan yang membentuk masa depan bisnis dan investasi. 

 

 

(Yog)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.