Rektor IPB Prof Arif Satria: Pendidikan Inklusif Pondasi Utama Kemajuan Bangsa
Rektor IPB University Prof Arif Satria. (Foto: Humas IPB)
BOGOR -- Rektor IPB University Prof Arif Satria menyatakan bahwa pendidikan inklusif merupakan pondasi utama bagi kemajuan bangsa, termasuk pentingnya akses pendidikan yang merata di seluruh Indonesia.
“Pendidikan adalah kunci utama untuk masa depan bangsa. Pendidikan inklusif tidak hanya memastikan akses bagi semua, tetapi juga menjamin kualitas yang merata, terutama di wilayah-wilayah yang tertinggal,” kata Arif dalam kegiatan The 45th Strategic Talks bertema tema “Pendidikan Inklusif untuk Mewujudkan Indonesia Maju 2045”, di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/9/2024), dikutip dari Antara.
Arif menekankan kolaborasi antara lembaga pendidikan dan pemerintah merupakan kunci untuk mewujudkan pendidikan yang berdaya saing global dan berkelanjutan. Untuk menjadi negara besar pada 2045, lanjut dia, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kuat.
Indonesia pun memiliki peluang untuk memiliki SDM yang kuat karena sedang merasakan adanya bonus demografi. “Bonus demografi di Indonesia pada tahun 2030 puncaknya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, dengan memperkuat sistem pendidikan kita,” jelas Arif.
Sebagai contoh, kata Arif, di negara China bonus demografi dimanfaatkan tahun 1982, di Korea pada 1987, sedangkan di Jepang pada 1955. Oleh karena itu, sambung dia, Indonesia harus belajar dari tiga negara tersebut dalam memanfaatkan bonus demografi sehingga mampu mendongkrak pembangunan.
“Oleh karena itu, untuk memanfaatkan bonus demografi adalah dengan terus menyempurnakan pendidikan kita, dan akan menghasilkan lulusan yang menjadi pembelajar sepanjang hayat. Jadi, mentalnya harus mental pembelajar,” ucap Arif.
Di sisi lain, Arif mengatakan, Indonesia juga menghadapi tantangan berupa dunia yang berubah sangat cepat. Dari hasil studi yang dibacanya, dalam lima tahun ke depan keterampilan yang relevan hanya tersisa 60 persen. Pasalnya, kecepatan perubahan teknologi yang ada membuat kebutuhan keterampilan kian berubah. Oleh karena itu, keterampilan yang dibutuhkan saat ini adalah keterampilan untuk memecahkan masalah.
“Itu hasil penelitian bahwa memecahkan masalah adalah keterampilan yang diperlukan pada abad ini, karena dinamika perubahan begitu luar biasa, pasti muncul masalah sehingga seni menyelesaikan masalah harus kita kuatkan,” kata Arif menandaskan.
(ant/ark)
Post a Comment