Pertama Kali Digelar, MUI Award for Peace and Diplomacy Dianugerahkan kepada 2 Tokoh Penting Ini

Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong perdamaian global melalui gelaran MUI Award for Peace and Diplomacy. (Foto: mui.or.id)

JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong perdamaian global melalui gelaran MUI Award for Peace and Diplomacy. Ketua Panitia MUI Peace Mujahid Award dan MUI Diplomacy Mujahidah Award, Yuli Mumpuni Widarso, mengatakan ini adalah award pertama MUI untuk tokoh nasional.

"MUI untuk pertama kalinya menganugerahkan penghargaan ini kepada tokoh nasional yang memiliki kontribusi besar dalam menciptakan perdamaian dunia," ujar Yuli dikutip dari mui.or.id, Senin (30/9/2024).

Yuli yang pernah bertugas di Spanyol sebagai Duta Besar RI juga menjelaskan penghargaan ini akan berlangsung di Puri Ratna Ballroom, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Kamis, 3 Oktober 2024, bertepatan dengan 29 Rabiul Awal 1446 H.

Penghargaan prestisius itu diberikan kepada dua tokoh nasional yang berperan penting dalam diplomasi perdamaian di kancah internasional, yaitu Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia (RI), Dr. (HC) H. M. Jusuf Kalla, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) dan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI). Ia akan menerima Peace Mujahid Award. Sementara, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno L. P. Marsudi, akan dianugerahi Diplomacy Mujahidah Award.

Yuli menambahkan bahwa penghargaan ini bukan hanya seremonial belaka, melainkan simbol penting bagi peran strategis umat Islam dalam menjaga stabilitas global. "Penghargaan ini menegaskan peran Islam dalam diplomasi damai sangat signifikan untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan harmonis," jelasnya.

Jusuf Kalla dikenal dengan berbagai inisiatif kemanusiaannya dan dipandang sebagai sosok yang berhasil memadukan peran kenegaraan dan kemanusiaan. Sedangkan Menlu RI Retno Marsudi telah banyak memperjuangkan kepentingan Indonesia di panggung internasional, khususnya dalam advokasi hak-hak negara berkembang dan isu-isu kemanusiaan.

Penghargaan ini semakin mengukuhkan peran strategis kedua tokoh tersebut dalam memadukan diplomasi tegas namun damai di berbagai forum global. Dengan penghargaan tersebut, MUI berharap semakin memperkuat peran Islam dalam menciptakan perdamaian dunia.

Penghargaan, lanjut Yuli, juga diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya umat Islam. "Semoga umat Islam dan generasi muda terus mengupayakan diplomasi yang berbasis pada nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan kemanusiaan," jelasnya.

Menurut Yuli, acara ini menjadi momentum penting yang tidak hanya mengakui dedikasi para tokoh besar dalam diplomasi, tetapi juga menegaskan peran strategis MUI dalam mempromosikan hubungan antarnegara yang harmonis dan berkelanjutan. "Dengan terus mengedepankan diplomasi damai, MUI memperkuat harapan bahwa umat Islam dapat menjadi aktor utama dalam menjaga stabilitas dan perdamaian global," katanya.

Penghargaan MUI ini juga menjadi pengingat bahwa diplomasi damai dan progresif akan terus menjadi pilar penting dalam hubungan internasional, terutama dalam upaya menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.


(eye)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.