Kemendikbud-Ristek Dukung Pengembangan SDM yang Selaras dengan Sektor TIK
Teknologi informasi dan komunikasi/TIK/ilustrasi. (Foto: Pixabay)
JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) RI terus mendorong ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang relevan dengan sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pasalnya, kebutuhan tenaga kerja di sektor TIK diproyeksi akan terus meningkat di masa depan.
Demi mewujudkan pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan dunia bidang TIK, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memfasilitasi penandatangan kerja sama antara satuan pendidikan vokasi, Rabu (11/9/2024). Dalam hal ini sekolah menengah kejuruan (SMK), dengan PT Zona Edukasi Nasional yang melibatkan 41 SMK dengan kompetensi keunggulan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Adi Nuryanto, mengatakan, perjanjian kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan Webinar Sosialisasi Akselerasi Keterampilan dengan PT Wahana Internet Nusantara (BNET) pada 21 Agustus 2024. BNET merupakan holding company dari BNET Academy.
Menurut Adi, kerja sama dengan BNET Academy sangat strategis untuk mewujudkan relevansi pendidikan vokasi dengan industri, khususnya industri bidang TIK. Kerja sama dengan BNET juga dinilai selaras dengan tujuan pendidikan vokasi untuk bisa berkontribusi dalam mendorong pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal.
“Dengan kerja sama ini, kita tidak hanya mendorong relevansi lulusan supaya bisa memenuhi harapan industri, tetapi juga diharapkan mampu menggerakkan ekonomi berbasis potensi lokal,” jelas Adi.
Adapun Plt Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menyatakan, pekerjaan bidang TIK memberikan kesempatan besar bagi pekerja/masyarakat untuk meningkatkan penghasilan. Para pekerja bidang TIK, lanjut dia, bisa masuk dalam kelompok kelas menengah atau bahkan masyarakat penghasilan tinggi yang sangat dibutuhkan Indonesia agar bergerak menjadi negara maju dan keluar dari middle income trap.
“Kolaborasi menjadi penting dan sangat krusial sebagai bagian bagaimana mendekatkan industri dengan pendidikan vokasi serta mendorong kontribusi pendidikan vokasi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Tatang menegaskan.
Direktur BNET, Roberto Gustinov, mengatakan, sejak berdiri pada 2010 silam, BNET memahami industrinya banyak membutuhkan lulusan yang justru disediakan oleh SMK, termasuk terkait dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM). Masalahnya, selama ini kesenjangan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri dan lulusan SMK dinilai masih cukup lebar.
“Ini menjadi panggilan bagi kami untuk berkontribusi pada dunia pendidikan dan mempersempit gap antara lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan industri,” ujar Roberto menandaskan.
(eye)
Post a Comment