Warganet Sebut Gibran Salah Kostum Pakai Baju Emak-Emak Papua Saat Hadiri HUT RI
Gibran Rakabuming Raka dan putranya mengenakan pakaian adat Papua. (Foto: rm.id/khoirul umam) |
JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres) Terpilih RI Gibran Rakabuming Raka mengenakan baju adat Papua saat menghadiri upacara peringatan HUT ke-79 RI di Istana Negara Jakarta, Sabtu (17/8/2024). Gibran dan istri Selvi Ananda mendampingi Wapres RI Ma’ruf Amin dan sang istri.
Gibran hadir di Istana Merdeka Jakarta bersama Selvi Ananda dan kedua anaknya; Jan Ethes dan La Lembah Manah. Gibran tampil mengenakan baju adat Papua.
Selain Gibran, tampak putranya Jan Ethes juga mengenakan baju adat dengan tampilan serupa. Baju adat yang dikenakan oleh mantan Wali Kota Solo itu menunjukkan baju adat khas Papua Pegunungan.
Hanya saja banyak warganet khususnya dari Papua heran dan mengkritisi kostum adat yang dipakai Gibran. Pasalnya, kostum yang digunakan Gibran itu biasanya dipakai oleh emak-emak di Papua.
Kritik itu pertama kali datang dari pengguna akun media sosial X @jayapuraupdate. Ia menyebut pakaian Gibran adalah Sali yang biasa dipakai khusus oleh perempuan. Awalnya, akun yang kerap update tentang Papua itu mengunggah sebuah foto yang menunjukkan dua anak memakai Koteka, salah satu pakaian adat Papua yang hanya menutup bagian intim.
“Bro.. sebenarnya kalo mau bikin kita “tersentuh” itu pake baju adat seperti ini boleh.. singkat padat dan jelas. Daripada pake atribut tabrak lari tidak jelas yang kita sendiri sbenarnya tidak tau itu mewakili suku mana.. Merdeka !!!” tulisnya dikutip gebrak.id pada Minggu (18/8/2024).
Walau tak menyebut nama, unggahan itu dicurigai menyindir penampilan Gibran di Istana Negara Jakarta yang diklaim mengenakan baju adat Papua. Seorang warganet menyebut apa yang dipakai Gibran di HUT ke-79 RI merupakan versi modern. Dia juga menyebut bahwa fashion tak selalu ada pakemnya.
Membalas respons tersebut, akun @jayapuraupdate menyebut bahwa yang dipakai Gibran merupakan Sali, sebuah pakaian yang justru hanya diperuntukkan untuk perempuan. Ia kemudian membandingkan bagaimana jika laki-laki Jawa mengenakan kebaya.
Tak hanya itu, akun bernama Timur Matahari itu juga mengungkapkan atribut yang dikenakan Gibran itu campur aduk. “Sudah begitu atribut campur takaruang adat.. mana khas pegunungan punya, pesisir punya. Campur aduk.. macam kamu pake baju adat madura, solo, sunda sekaligus. Kamu marah ka tidak?” ujarnya.
Baju adat perempuan Papua. (Foto: Gramedia)
Timur Matahari lantas mengatakan bahwa setiap daerah punya adat berikut atributnya yang memiliki makna filosofis. “Saya saja bisa tau kalo misalnya Jokowi ketemu Sultan Jogja.. walopun dia presiden sebagai org jawa dia tidak akan pake baju batik motif parang.. karena ada maknanya.. jadi jgn kmu sembarang2 saja,” katanya.
Selain itu, Timur Matahari juga menyoroti noken besar yang dipakai Gibran. Menurutnya, noken berukuran besar hanya dipakai perempuan. “Kalo yg diselempangkan Gibran itu maksudnya noken… noken berukuran besar itu yg pake cuma perempuan… kamu bayangkan Jokowi jalan tenteng tas nya ibu Iriana.. begitu kira2 lucunya,” tulisnya.
Namun demikian, Timur Laut tak mau memikirkan hal itu terlalu jauh. “Ah sudahlah.. urusan Papua memang kamu yg punya negara yg atur saja.. kamu pake begitu berarti kamu yg benar.. kalo kamu bilang tai itu enak dimakan, ya kami cuma bisa bilang setuju,” kata dia menandaskan.
(nnn)
Post a Comment