Mengapa Menulis, Jika Susah untuk Hidup?

Gunawan Trihantoro. (Foto: Ist.)

 

Oleh Gunawan Trihantoro *)

Menulis adalah sebuah aktivitas yang meskipun terlihat sederhana, sering kali dipandang sebagai jalan yang sulit untuk meraih kehidupan yang layak. Pertanyaan "Mengapa menulis, jika susah untuk hidup?" kerap muncul dalam benak banyak penulis, terutama mereka yang menghadapi tantangan finansial dalam mempertahankan hidup dari hasil menulis.

Dalam Rapat Anggota Tahunan Satupena yang berlangsung pada 15 Agustus 2024, Ketua Satupena Pusat, Denny JA menekankan bahwa menulis memiliki nilai yang jauh lebih dalam daripada sekadar mencari nafkah. Rapat yang dihadiri oleh 333 anggota Satupena secara daring ini menggali lebih jauh tentang tujuan lain dari menulis yang lebih esensial dan bahkan bersifat abadi: menyampaikan ide, berbagi pengalaman, mempengaruhi sosial, mengekspresikan diri, dan mendokumentasikan sejarah.

Salah satu kekuatan utama menulis adalah kemampuannya dalam menyampaikan ide. Melalui tulisan, penulis dapat membagikan gagasan dan pandangan mereka kepada dunia. Sebuah tulisan mampu membuka cakrawala baru, memicu diskusi, dan menginspirasi pembacanya.

Ide-ide yang dituangkan ke dalam kata-kata ini sering kali mampu menjangkau ribuan bahkan jutaan orang, melintasi batas-batas geografis dan budaya. Menulis, dalam hal ini, menjadi jembatan yang menghubungkan pikiran penulis dengan pembaca dari berbagai latar belakang. Sehingga, meski menulis mungkin tidak selalu menghasilkan uang yang cukup untuk hidup, kepuasan dalam menyebarkan ide dan pemikiran bisa menjadi kompensasi yang tak ternilai.

Menulis juga memungkinkan seseorang untuk berbagi pengalaman hidup. Pengalaman pribadi yang dituangkan dalam bentuk cerita atau narasi dapat menjadi sumber pembelajaran bagi orang lain.

Melalui tulisan, seorang penulis dapat membagikan suka dan duka, kegagalan dan kesuksesan, serta pelajaran berharga yang telah diperoleh sepanjang hidup. Banyak orang menemukan kenyamanan dan inspirasi dalam membaca kisah orang lain yang mirip dengan pengalaman mereka sendiri. Dengan berbagi pengalaman melalui tulisan, penulis tidak hanya membantu orang lain yang mungkin berada dalam situasi serupa, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri.

Tulisan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perubahan sosial. Banyak revolusi dan perubahan besar dalam sejarah dunia dimulai dari sebuah tulisan yang menyentuh hati dan pikiran masyarakat. Penulis yang berani mengangkat isu-isu penting, seperti ketidakadilan, penindasan, atau ketimpangan sosial, dapat memainkan peran penting dalam menggerakkan masyarakat menuju perubahan yang lebih baik.

Kata-kata yang ditulis dengan penuh kesadaran dan keberanian dapat menjadi senjata ampuh dalam perjuangan melawan ketidakadilan. Dalam hal ini, menulis menjadi lebih dari sekadar profesi; menulis menjadi panggilan untuk berkontribusi pada perubahan sosial yang lebih besar.

Bagi banyak penulis, menulis adalah bentuk ekspresi diri yang paling jujur dan autentik. Menulis memberi mereka ruang untuk menuangkan perasaan, pemikiran, dan emosi yang mungkin sulit diungkapkan secara lisan. Melalui tulisan, penulis dapat menemukan cara untuk memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.

Proses menulis sering kali menjadi terapi yang membantu penulis mengatasi stres, kecemasan, atau bahkan trauma. Di tengah kesulitan hidup yang dihadapi, menulis menjadi oasis di mana penulis dapat menemukan ketenangan dan keseimbangan batin.

Terakhir, menulis juga berfungsi sebagai dokumentasi sejarah. Sejarah yang kita ketahui hari ini sebagian besar didasarkan pada tulisan-tulisan yang diwariskan oleh para penulis masa lalu.

Melalui tulisan, penulis tidak hanya merekam peristiwa-peristiwa penting, tetapi juga menangkap spirit zaman yang mungkin hilang seiring berjalannya waktu. Dengan menulis, seseorang meninggalkan jejak yang dapat diikuti oleh generasi mendatang. Setiap tulisan, besar atau kecil, memiliki potensi untuk menjadi bagian dari warisan sejarah umat manusia.

Menulis mungkin tidak selalu menjamin kehidupan yang mudah atau mewah. Namun, nilai dari menulis jauh melampaui aspek materi. Menulis adalah cara untuk menyampaikan ide, berbagi pengalaman, mempengaruhi sosial, mengekspresikan diri, dan mendokumentasikan sejarah.

Dalam setiap kata yang dituliskan, ada kemungkinan untuk membuat perubahan, memberikan inspirasi, dan meninggalkan warisan abadi. Jadi, meskipun menulis mungkin "susah untuk hidup," alasan-alasan lain untuk menulis ini memberikan makna dan tujuan yang lebih mendalam dalam kehidupan seorang penulis.

Ketika menulis dipahami dalam konteks yang lebih luas ini, pertanyaan "Mengapa menulis?" tidak lagi hanya berfokus pada aspek finansial, tetapi juga pada dampak, kepuasan batin, dan warisan yang ingin ditinggalkan untuk dunia.


18 Agustus 2024


*) Penulis adalah Anggota Satupena Jawa Tengah, dan penulis buku-buku Moderasi Beragama, tinggal di Blora.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.