Kemenkominfo Sebut Membangun Industri Gim Butuh Kolaborasi dan Inovasi
Industri Game/ilustrasi. (Foto: Pixabay)
SOLO -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI menyatakan, untuk membangun industri gim membutuhkan kolaborasi dan inovasi.
"Khusus mengenai gim, ada kata kunci yakni inocollab, inovasi, dan kolaborasi," ujar Direktur Ekonomi Digital Kemenkominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto, pada seminar bertajuk Menyambung Kebudayaan Zaman Melalui Seminar dan Pameran Industri Gim yang diselenggarakan oleh Yayasan Masyarakat Indonesia Emas (YMIE) di Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/8/2024), dikutip dari Antara.
Menurut Wahyu, Kemenkominfo bertugas untuk menciptakan ekosistem agar ada kolaborasi dan kekuatan. Memang pasar Indonesia kuat tapi kebanyakan dari luar negeri. "Harapannya muncul kreator baru dan pasar berkembang, tidak hanya di Indonesia tapi juga keluar negeri," katanya.
Terkait kegiatan tersebut, Kemenkominfo mendukung inisiatif yang telah dilakukan oleh berbagai mitra kerja, salah satunya YMIE. "Kegiatan ini mendorong inovator yang kebanyakan anak muda untuk menciptakan gim yang bersifat edukatif. Nilai ekonomi gim sangat besar, bahkan gim ikut membangun ekonomi Indonesia," jelasnya.
Kemenkominfo mencatat saat ini ekonomi digital memberikan kontribusi sebesar 4 persen pada produk domestik bruto (PDB) dan ditargetkan pada 2045 kontribusi sektor ini bisa naik menjadi 19 persen. "Artinya ada gap 15 persen, tapi ini untuk 20 tahun ke depan dan komponen gim ini sebenarnya bisa memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan kontribusi ekonomi digital terhadap GDP. Tentu ini butuh inovasi dan kolaborasi," kata Wahyu.
Pada kesempatan yang sama Ketua Umum YMIE Marsudi Wahyu Kusworo mengatakan, yayasan tersebut dibentuk untuk menyiapkan generasi muda menghadapi Indonesia Emas. Ia mengatakan banyak yang memperkirakan pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor 4 di dunia.
"Sekarang Indonesia berada di posisi nomor 12, harapannya ini terwujud. Menghadapi abad emas Indonesia, salah satunya dengan menyiapkan generasi muda yang memegang tampuk ekonomi bangsa di abad emas nanti," kata Marsudi.
Marsudi mengatakan salah satu yang menjadi tantangan masa depan adalah ekonomi digital dan salah satu komponen ekonomi digital berasal dari industri gim. "Industri gim ini punya potensi yang sangat besar di Indonesia karena Bangsa Indonesia sangat kreatif, punya ide bermacam-macam," jelasnya.
Meski demikian, lanjut Marsudi, masih banyak orang tua maupun guru yang mengatakan bahwa gim merusak generasi muda. "Ini harus diubah menjadi gim yang bermanfaat untuk pendidikan, bermanfaat untuk membangun patriotisme, nasionalisme. Kalau bisa gim yang juga mengeksplor budaya bangsa ke luar negeri sehingga bangsa-bangsa luar tahu budaya Indonesia melalui gim," katanya.
Menurut Marsudi, gim perlu diadopsi di dunia pendidikan. "Bagaimana para guru diajarkan membuat gim yang cocok untuk pembelajaran akan memakan waktu lama, tapi yang lebih cepat para guru dikenalkan pada gim apa saja yang bisa menunjang pendidikan di Indonesia, apakah bisa diadopsi oleh mata pelajaran tertentu," tegasnya.
(nnn)
Post a Comment