Pernyataan Sikap Para Dekan Fakultas Kedokteran Se-Indonesia Sesalkan Pemberhentian Dekan FK Unair
Dokter asing/ilustrasi. (Foto: Pixabay)
JAKARTA -- Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlanga (Unair), Profesor Budi Santoso, diberhentikan dari jabatannya sejak Rabu, 3 Juli 2024. Pencopotan jabatan tersebut menyusul pernyataannya yang menolak kebijakan dokter asing di Indonesia.
Budi yang saat itu masih mewakili FK Unair menolak praktik dokter asing di Indonesia. Ia menyebut dokter-dokter lokal masih mampu memenuhi kebutuhan pasien domesik.
“Secara pribadi dan institusi kami dari Fakultas Kedokteran (Unair) tidak setuju. Saya pikir semua dokter Indonesia tidak rela dokter asing kerja di sini,” jelas Budi saat itu.
Kabar pemberhentian itu awalnya tersebar melalui pesan berantai di WhatsApp. Dari bunyinya, pesan tersebut berisi pesan dan pernyataan Budi kepada jajarannya di Unair. Hal ini sudah dikonfirmasi langsung oleh Budi.
“Assalamualaikum wr wb. Bpk ibu Dosen FK Unair. Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas,” begitu isi pesan yang beredar.
Dalam pesan tersebut, Budi juga meminta maaf kepada pada dosen atas salah dan khilafnya selama memimpin kampus yang berbasis di Surabaya tersebut. “Mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang,” tulis Budi dalam pesan tersebut.
Budi mengaku dipanggil oleh pimpinan Unair tak lama setelah pernyataan tersebut. Ia kemudian resmi diberhentikan dari jabatan tertinggi FK Unair pada Rabu (3/7/2924) malam. “Betul akibat pernyataan di media. Risiko menyuarakan hati nurani.”
Mencermati pemberhantian secara tiba-tiba Ketua Asosiasi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) yang juga Dekan FK Unair sebagai Dekan FK Unair, maka dekan-dekan FK seluruh Indonesia, yang bernaung di bawah PP AIPKI menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Penghargaan terhadap Kebebasan Akademik
Menyesalkan keputusan pemberhentian Dekan FK Unair yang juga menjabat sebagai Ketua AIPKI secara tiba-tiba oleh Rektor Unair. Keputusan ini dipandang sebagai bentuk tidak menghargai kebebasan akademik yang seharusnya dijunjung tinggi di lingkungan pendidikan tinggi.
2. Kepentingan Akademik dan Kelembagaan
Pemberhentian mendadak ini tidak hanya berdampak negatif terhadap individu yang bersangkutan, tetapi juga mengganggu kestabilan kelembagaan dan proses akademik di Fakultas Kedokteran Unair. Para dekan FK menyerukan agar setiap keputusan strategis yang menyangkut pemimpin akademik mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas dan melibatkan proses yang transparan dan partisipatif.
3. Perlindungan terhadap Integritas Akademik
Integritas akademik adalah salah satu pilar utama yang harus dijaga oleh setiap institusi pendidikan tinggi. Para dekan FK menegaskan bahwa pemberhentian yang tidak melalui proses yang jelas dan adil berpotensi merusak kepercayaan komunitas akademik dan publik terhadap institusi pendidikan tersebut.
4. Komitmen terhadap Profesionalisme dan Etika
Para dekan FK mengingatkan bahwa posisi pimpinan akademik seperti dekan memerlukan penanganan yang profesional dan etis. Tindakan pemberhentian secara tiba-tiba mencerminkan kurangnya komitmen terhadap nilai-nilai profesionalisme dan etika dalam manajemen akademik. Para dekan FK mendesak agar keputusan ini ditinjau kembali dengan mengedepankan dialog yang konstruktif dan berdasarkan prinsip keadilan.
5. Dukungan terhadap Ketua AIPKI
Sebagai Ketua AIPKI, Dekan FK Unair memiliki tanggung jawab besar dalam memajukan pendidikan kedokteran di Indonesia. Para dekan FK se-Indonesia menyatakan dukungan kepada beliau dan berharap agar keputusan ini tidak menghalangi upaya bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan kedokteran di tanah air. Para dekan FK mendesak pihak rektorat Unair untuk mempertimbangkan ulang keputusan ini demi kepentingan bersama.
Dekan FK Unair berharap pernyataan sikap ini dapat menjadi perhatian bagi semua pihak terkait dan mendorong terciptanya iklim akademik yang lebih baik dan berkeadilan.
(nnn)
Post a Comment