Kalah dalam Pemilu 2024, PM Prancis Gabriel Attal Ajukan Pengunduran Diri

Perdana Menteri (PM) Prancis, Gabriel Attal. (Foto: liputan6.com/AP/Francois Mori)

ANKARA -- Perdana Menteri (PM) Prancis, Gabriel Attal, mengumumkan akan mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (8/7/2024). Ini setelah koalisi partai pengusung perdana menteri termuda Prancis itu, Ensemble, gagal mencapai kemenangan mayoritas pada putaran kedua pemilu parlemen yang dipercepat.

“Malam ini formasi politik yang saya wakili dalam kampanye ini tidak memiliki mayoritas, saya akan mengajukan pengunduran diri saya kepada presiden,” kata Attal dikutip dari Anadolu, Minggu (7/7/2024), seperti dilansir Antara, Senin (8/7/2024).

Gabriel Attal memuji bahwa tidak ada yang ekstrem yang mendapatkan kursi mayoritas untuk menjalankan Pemerintahan Prancis. Gabriel Attal yang terpilih sebagai PM Prancis pada usia 34 tahun ini mengacu pernyataannya itu pada jumlah kursi yang diperoleh oleh partai sayap kanan Rassemblement National (RN) dan aliansi sayap kiri Nouveau Front populaire (NFP) yang mencapai mayoritas untuk memerintah negara tersebut.

NFP bisa memenangi 180 hingga 205 kursi di majelis rendah parlemen, yaitu Majelis Nasional, menurut proyeksi terbaru berdasarkan perkiraan perusahaan survei Ifop.

Aliansi sentris Ensemble, yang didukung oleh Presiden Macron, berada di peringkat kedua dengan kemungkinan perolehan kursi sebanyak 164 hingga 174, sementara RN yang dipimpin Marine Le Pen akan memperoleh 130 hingga 145 kursi.

Majelis Nasional memiliki total 577 kursi dan tidak satu pun dari tiga blok utama tersebut diproyeksikan memperoleh mayoritas absolut dengan 289 kursi.

Pemilu putaran pertama dilaksanakan pada 30 Juni 2024 dengan menghasilkan 76 calon terpilih, tanpa perlu ada putaran kedua. RN memperoleh 29,26 persen suara (37 kursi). Angka itu meningkat hingga lebih dari 33 persen jika digabungkan dengan perolehan sekutu-sekutunya.

NFP mendapat 28,06 persen (32 kursi), sementara Ensemble menempati posisi ketiga dengan sedikit di atas 20,04 persen.

Macron membubarkan parlemen dan mengumumkan pemilu dini setelah RN meraih lebih dari 31 persen suara dalam pemilu Parlemen Eropa pada 9 Juni 2024 hingga mengalahkan blok sentris yang dipimpinnya.
 

(nnn)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.