Covid-19 Melonjak di Singapura, Menkes RI: Pasti Masuk Indonesia

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin. (Foto: setkab.go.id)

JAKARTA -- Singapura melaporkan peningkatan kasus Covid-19 pada pertengahan Mei 2024. Diperkirakan jumlah orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 ini bakal naik signifikan pada akhir Juni 2024.

Menteri Kesehatan (Menkes) Singapura Ong Ye Kung mengatakan, sebanyak 25.900 penularan Covid-19 tercatat dilaporkan di Singapura, sepanjang 5-11 Mei 2024. Jumlah tersebut meningkat sebesar 90 persen, bila dibandingkan dengan 13.700 kasus pada pekan sebelumnya.

"Gelombang ini akan mencapai puncaknya dalam dua hingga empat pekan ke depan. Ini berarti antara pertengahan sampai akhir Juni 2024," ujar Ong Ye Kung dikutip dari The Straits Times, Sabtu (18/5/2024).

Di sisi lain, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan, kasus Covid-19 yang sedang melonjak drastis di Singapura pasti akan masuk ke Indonesia dalam waktu dekat. Pasalnya, Indonesia dan Singapura merupakan negara tetangga, yang mana warganya juga sering bolak balik Indonesia-Singapura.

"Karena Singapura tetangga ya dan traffic-nya antara Singapura dan Indonesia juga cukup tinggi. Saya rasa sih pasti akan masuk ke Indonesia, kalau enggak salah variannya," ujar Budi saat ditemui awak media di Gedung DPR, Selasa (21/5/2024), seperti dikutip dari kompas.com, Rabu (22/5/2024).

Namun, Budi menambahkan, berdasarkan review sementara terkait varian Covid-19 di Singapura, tingkat penularan dan kematiannya sangat rendah. Ia yakin jika kasus Covid-19 di Singapura ini masuk ke Indonesia, pasti tidak akan mengkhawatirkan. Apalagi, lanjut dia, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah disuntik vaksin Covid-19.

Selain itu, Budi juga menginstruksikan pihaknya untuk melakukan surveillance. "Kita lihat, nanti saya akan review biasanya seminggu sekali kita lihat laporan apakah ada varian-varian baru," jelas dia.

Budi pun meminta masyarakat Indonesia tidak perlu panik jika kasus Covid-19 masuk dari Singapura. Sebab, penduduk di Indonesia tidak terlalu berdekat-dekatan, jika dibandingkan dengan Singapura yang padat. "Yang penting kalau ada demam-demam, batuk-batuk, ya langsung tes saja. Tes bisa rapid test, bisa PCR. Kan sekarang sudah banyak. Dan kalau positif ya istirahat," kata dia menegaskan.

(nnn)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.