Pentingnya Peran Keluarga dalam Membangun Literasi Digital
Peran orang tua dalam keluarga untuk membangun literasi digital/ilustrasi. (Foto: pixabay)
JAKARTA -- Keluarga sebagai lingkup terdekat memiliki peran penting dalam membangun literasi digital guna mewujudkan ekosistem digital yang aman, nyaman, dan produktif bagi seluruh anggotanya. Salah satunya melalui Digital Parenting.
“Digital Parenting adalah cara pengasuhan yang inovatif untuk mengasuh anak di era yang serba digital,” ujar Ketua Tim Literasi Digital Yayasan Adya, I Komang Suartama, pada acara Gali Ilmu Literasi Digital yang digelar Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI di Kelurahan Panjer, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Sabtu (23/3/24).
Menurut Suartama, metode digital parenting memungkinkan orang tua dan anak belajar soal batasan-batasan dalam mengakses dunia digital agar tepat guna. Selain itu, bisa didapatkan pembelajaran penggunaan teknologi untuk lebih positif.
“Dengan memberikan edukasi terkait bahaya, dampak, dan keunggulan dari perangkat digital, dapat memberikan gambaran penggunaan teknologi yang benar,” jelas Suartama.
Pada kesempatan yang sama, Dosen Universitas Primakara, Putu Trisna Hady Permana Swastika menekankan kepada peserta bahwa meningkatkan Kecakapan Digital adalah tanggung jawab bersama dari berbagai generasi masyarakat.
“Membangun generasi digital yang tangguh dan bermoral adalah tanggung jawab bersama dengan kesadaran dan pendidikan yang tepat kita dapat menjelajahi dunia digital dengan aman dan bertanggung jawab,” kata Trisna.
Selain itu, Trisna turut mengimbau masyarakat untuk menggunakan internet dengan baik, bijak, dan bertanggung jawab. “Penggunaan internet yang tidak bertanggung jawab dapat memiliki dampak negatif, saya imbau bapak ibu jangan sampai menggunakan internet dengan tidak bertanggung jawab,” tandasnya.
Saat materi Digital Safety, Relawan TIK Provinsi Bali, I Made Winardana, menjelaskan bahwa keamanan digital merupakan sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan
secara aman. “Tidak hanya untuk mengamankan data yang dimiliki melainkan melindungi data pribadi yang bersifat rahasia,” jelasnya.
Winardana turut memberikan langkah-langkah untuk mengamankan data pribadi beberapa cara yang dipaparkan seperti menerapkan 2F Authentication. “Menggunakan password unik misalnya, password harus ada kombinasi angka, huruf, dan simbol, rajin meng-update aplikasi dan jangan mengunduh aplikasi yang tidak resmi muncul di App Store maupun Play Store,” lanjutnya.
Menurut Winardana, tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital. Hal yang bisa kita lakukan, lanjutnya, adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin. “Keamanan berbanding terbalik dengan kemudahan, sedikit rumit dan waspada akan membuat kita lebih aman di dunia digital,” tegas dia.
(nnn)
Post a Comment