Penggiat Medsos John Sitorus: Menkeu Sri Mulyani Dilematis Hadapi 'Ugal-Ugalan Anggaran' Jokowi

Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani. (Foto: setkab.go.id)

JAKARTA -- Penggiat media sosial (medsos), John Sitorus menyatakan, Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani menghadapi perilaku "ugal-ugalan" anggaran dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Menurut John, Sri Mulyani menghadapi dilema besar karena terpaksa "Say Yes" pada kebijakan anggaran Presiden Jokowi yang  diduga diperuntukkan bagi kebutuhan kampanye Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, dan anak Presiden Jokowi yang merupakan cawapres Prabowo, Gibran Rakabuming Raka.

"Seharusnya 2024 ini, kabinet Indonesia Maju bisa 'santuy' dan suasananya meriah karena tahun ini ibarat panen kinerja dari 9 tahun belakangan. Ternyata tidak, 2024 tahun yang sangat 'merepotkan' bagi semua anggota kabinet, terutama Bu Sri," ujar John di akun medsos X miliknya, belum lama ini.

Bayangkan, sambung John, anggaran bansos saja hampir Rp 500 triliun atau 14 persen dari total APBN 2024. Belum lagi anggaran Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang naik menjadi Rp 386 triliun, termasuk pinjaman luar negeri khusus Kemhan Rp 61,58 triliun.

John menduga pos anggaran sebesar itu harus dibagikan Sri Mulyani dengan perasaan yang campur aduk. Ia memprediksi ada pertanyaan di benak Sri Mulyani: "Ini benar sesuai fungsinya atau untuk Kampanye Pilpres 2024?"

Apalagi, sambung John, hari-hari terakhir ini Jokowi disibukkan dengan bagi-bagi bansos di Pulau Jawa khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Padahal, Papua dan NTT tingkat kemiskinannya sangat tinggi, kenapa bukan ke sana bagi-bagi bansosnya? Sudah pasti demi menggerus suara capres lainnya, Ganjar Pranowo," ungkap dia.

John melanjutkan, konflik kepentingan di tubuh kabinet membuat para menteri mulai saling menjaga jarak. Suasana kabinet tak sehangat 2019-2022 lagi.

John bahkan 'mencium' aroma ketegangan terutama antara Prabowo dan Sri Mulyani karena Prabowo seringkali menuduh Sri Mulyani memotong anggaran Kemhan. Meski faktanya anggaran Kemhan selalu naik setiap tahun dan selalu masuk 3 besar kementerian dengan anggaran terbesar.

"Bansos yang hampir setengah kuadriliun itu juga jadi perhatian utama. Beberapa kali Bu Sri tampak resah ketika menjelaskan urgensi bansos ke depan publik, apalagi penyalurannya tak mengikutsertakan Menteri Sosial, Bu Risma," ujar John.

Menurut John, Sri Mulyani bukan tidak pernah ingin mundur dari jabatan Menteri Keuangan. Namun Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menahan niat Sri Mulyani demi menyelamatkan Indonesia dari krisis.

"APBN bisa jadi 'bancakan' bagi kepentingan politik 02 demi memuluskan segala skenario politik. Bagai menjaga kambing di antara para macan kelaparan, ditinggalkan jadi tulang belulang, bila dijaga akan menguras energi. Butuh kesehatan mental yang luar biasa untuk berada diposisi bu Sri saat ini," ujar John menegaskan. "Semoga kuat ya Bu Sri, We Love You."


(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.