Giliran UMJ, UM, Unair, dan Unesa Tuntut Netralitas Presiden Jokowi di Pemilu 2024

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). (Foto: setkab.go.id)

JAKARTA -- Sejumlah civitas akademika di Indonesia terus menyuarakan keprihatinan terhadap situasi demokrasi di tanah air. Setelah Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Indonesia (UI), pada Senin (5/2/2024) ini giliran Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Negeri Malang (UNM), Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyerukan untuk mengawal proses pesta demokrasi pada 14 Februari 2024

Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMY) menyampaikan maklumat mengajak semua pihak mengawal proses pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 dengan aksi yang bertajuk 'Menggungat' di Kampus UMY Cirendeu, Tangerang Selatan, Senin (5/4/2024). Maklumat dibacakan Guru Besar Ilmu Hukum FH UMJ,  Prof Dr Ibnu Sina dan kegiatan ini juga dihadiri Rektor UMJ Prof Dr Makmun Murod.

Civitas Akademika UMJ memperhatikan secara seksama perkembangan kebangsaan terkini, di mana telah terjadi krisis etika hukum, defisit demokrasi substansial, dan darurat kenegarawanan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

"Pemilihan umum yang sejatinya sebagai sarana yang demokratis untuk mencapai harapan setiap warga negara yang berdaulat, kini justru terjadi berbagai bentuk demoralisasi, melalui praktik-praktik ketidaknegarawanan dari berbagai penyelenggara negara yang tidak netral, keberpihakan, dan manipulatif," demikian maklumat Civitas Akademika UMJ yang dibacakan Prof Dr Ibnu Sina, Senin (5/2/2024).

Menurut Prof Ibnu, pemimpin negara yang seharusnya menjadi suri tauladan bagi warga negara justru tidak mampu menjadi contoh. "Bahkan, sikap yang tidak netral dilakukan berbagai pembenaran."

Civitas Akademika UMJ, lanjut Prof Ibnu, menilai, hal yang demikian itu akan mendegradasi pemilu sebagai sarana daulat rakyat menjadi sarana pembuat pilu.

Kondisi ini menguncang batin dan nurani para cendekiawan. Para cendekiawan tidak boleh hanya diam di atas menara gading saja, yang justru berakibat kebenaran menjadi dominasi kekuasaan semata sehingga kehilangan kewarasan akal sehat dan logika berpikir dalam bernegara.

Berdasarkan mahkota kekebasan akademik yang dimiliki, maka Civitas Akademika UMJ meminta semua berdiri bersama hari ini untuk pertama, menuntut Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika demokrasi serta menaati asas-asas umum penyelenggaraan negara dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme serta perbuatan tercela lainnya.

Adapun ratusan Civitas Academica Universitas Negeri Malang (UM), Senin (5/2/2024) menggelar seruan dan meminta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menjaga cita-cita proklamasi dan reformasi di Indonesia.

Guru besar UM Prof Hari Wahyono di Kota Malang, Jawa Timur, Senin, mengatakan segenap Civitas Academica UM menyatakan keprihatinan yang mendalam atas perilaku kurang terpuji dan mengancam sendi-sendi kehidupan dan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

"Kami segenap Civitas Academica UM menyerukan kepada presiden sebagai bapak bangsa agar menjadi panutan perilaku berakhlak mulia dan menjauhkan diri dari perilaku tidak terpuji dalam mengelola pemerintahan. Termasuk dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024," kata Hari.

Sementara, Civitas Academica Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang terdiri dari sejumlah guru besar, dosen, dan mahasiswa menyampaikan pernyataan sikap terkait situasi politik saat ini lewat aksi "Unair Memanggil" di kampus setempat, Senin (5/2/2024).

"Hal yang perlu diingat kembali oleh Presiden Jokowi bahwa legitimasi maupun dukungan rakyat kepada pemerintahannya semenjak sembilan tahun lalu tidak bisa dilepaskan dari harapan bahwa Presiden akan menjalankan etika republik dan merawat demokrasi maupun pemerintahan yang bebas KKN," kata salah satu guru besar Unair, Prof Hotman Siahaan, di sela-sela kegiatan bertajuk "Menegakkan Demokrasi, Menjaga Republik" itu.

Prof Hotman berharap saat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden Jokowi bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama tersebut.

Selain itu, mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial Politik Unair ini juga menyerukan agar Presiden Jokowi selaku pemimpin tertinggi pemerintahan dan kepala negara agar merawat prinsip-prinsip etika republik dengan tidak menyalahgunakan kekuasaan serta menghentikan upaya melanggengkan politik kekeluargaan.

 

Kawal proses pesta demokrasi


Terkait pelaksanaan Pemilihan Umum 2024, para akademisi, keluarga besar dan alumni Unair Surabaya mendesak supaya pihak penyelenggara bersikap adil, tidak berbuat curang serta tanpa kekerasan.

Senada, Civitas Academica Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengajak semua pihak mengawal proses pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 dengan aksi yang bertajuk 'Mengawal Demokrasi, Menjaga NKRI' di kampus setempat, Senin (5/2/2024).

Koordinator aksi Dr Martadi, M.Sn mengatakan, sudah menjadi komitmen dan tanggung jawab civitas academica yang menjadi moral force untuk memastikan dan menjaga agar dinamika politik tidak berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kami turut memberikan kontribusi, memberikan spirit moral dan mengingatkan semua bahwa pemilu bukan segalanya. Goal akhir dari pemilu ialah menciptakan NKRI yang sejahtera, adil dan makmur untuk semua masyarakat," ucap Direktur Lembaga Pendidikan dan Sertifikasi Profesi (LPSP) Unesa itu.

Martadi menambahkan seruan ini tidak ditujukan kepada pihak, kelompok, atau individu tertentu, tetapi sebagai pesan kepada seluruh masyarakat dan elemen bangsa untuk mengawal pesta demokrasi yang tinggal menghitung hari bisa berjalan aman, damai, jujur, dan adil.


(eye)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.