Peneliti UI: Teknologi 'Blockchain' Mampu Kembangkan 'Smart Tourism'
Peneliti yang juga dosen Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) Dr. Diaz Pranita, M.M. (Foto: Humas UI)
DEPOK -- Peneliti Universitas Indonesia (UI) yang juga dosen program studi Manajemen Bisnis Pariwisata, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) Dr. Diaz Pranita, M.M., mengatakan, teknologi blockchain mampu mengembangkan samrt tourism.
"Secara prinsip utamanya, blockchain adalah buku besar digital yang terpusat dan terdistribusi yang berfungsi sebagai penyimpan catatan mutlak yang untuk berbagai transaksi dan aktivitas di dalam suatu rantai nilai," kata Dr. Diaz Pranita di Kampus UI Depok, Senin (29/1/2024), seperti dikutip Antara, Selasa (30/1/2024).
Menurut Diaz, blockchain juga menawarkan transparansi aktivitas dan transaksi berbasis jaringan, yang mana kerahasiaan pihak yang terlibat dijaga oleh protokol kriptografi dan pesan terenkripsi sehingga sistem keamanan teknologi blockchain terbilang sangat tinggi.
Teknologi blockchain juga dapat menjadi breakthrough untuk mengurangi biaya transaksi dan biaya operasional melalui pemanfaatan token untuk melakukan transaksi guna dipertukarkan dan dialokasikan secara langsung, serta tepat kepada para pemangku kepentingan yang berada di dalam platform pengalaman tersebut, termasuk pengenaan pajak.
Penelitian yang dilakukan bersama dosen lainnya ini, yaitu Dr. Sri Sarjana, Dr. Budiman Mahmud Musthofa, S.Sos., M.Si., Hadining Kusumastuti, S.Sos., M.Ak., dan Prof. Ts. Dr. Mohamad Sattar Rasul, didapatkan bahwa teknologi ini menjadi enabler untuk menerapkan berbagai inovasi teknologi lain, seperti circular economy untuk mempercepat kemajuan pariwisata suatu wilayah khususnya wilayah perairan.
"Dalam mengadaptasi konsep ekonomi biru (blue economy), wilayah perairan di Indonesia khususnya di Kepulauan Seribu, dapat mengembangkan bauran produk bahari, seperti wisata bahari/pesisir, konservasi laut, produk olahan laut, dan lainnya, serta memastikan praktik keberlanjutan dilaksanakan secara konsisten," ujar Diaz menjelaskan.
Lebih lanjut Diaz mengatakan, teknologi blockchain dapat digunakan untuk memastikan tiap aspek dalam pengembangan blue economy dilakukan karena sifatnya yang transparan, dapat ditelusuri jejaknya (traceability), tidak dapat dihilangkan atau dihapus, terdesentralisasi, dan dapat dioperasikan oleh banyak aktor (interoperability) sesuai dengan perannya masing-masing.
Oleh karena itu, dukungan terhadap pelestarian sumber daya kelautan, pelaksanaan ekonomi sirkular kelautan, dan pemulihan kesehatan ekosistem kelautan yang bernilai dominan untuk meningkatkan kualitas ekonomi kelautan, dapat dipastikan pelaksanaannya melalui pemanfaatan teknologi blockchain .
Hal ini bertujuan untuk memastikan terwujudnya pengembangan smart tourism di suatu wilayah khususnya daerah kepulauan yang penuh tantangan.
Diaz menggarisbawahi, penggunaan teknologi digital belum begitu dominan dalam industri pariwisata seperti saat ini. Bukan hanya untuk mendukung suatu destinasi dalam mencapai daya saing, melainkan juga untuk menghubungkan produk dan layanannya ke pasar global, serta memungkinkannya untuk mengintegrasikan seluruh sumber daya yang ada.
(dkd)
Post a Comment