Spanduk 'Solo Bukan Gibran' Terpasang di Kota Solo, Ini Reaksi Warga
Spanduk 'Solo Bukan Gibran' bermunculan. (Foto: istimewa/net)
SOLO -- Spanduk bertuliskan #Solo Bukan Gibran', terpasang di Jembatan Kali Pepe, Jalan Setia Budi, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. Menurut keterangan warga sekitar, spanduk itu sudah terpasang sekitar sepekan di jembatan tersebut.
Selain spanduk, ada pula sejumlah bendera dari partai politik (parpol) PDIP yang dipasang. Spanduk itu juga letaknya berdekatan dengan Kantor Kelurahan Gilingan, Solo. Spanduk seperti itu juga muncul di beberapa tempat.
Sementara itu dari kesaksian warga sekitar tidak ada yang mengetahui siapa yang memasang spanduk tersebut.
"Nggak tahu siapa yang masang. Kayak'e sudah beberapa hari yang lalu. Nggak tahu juga kapan dipasang," kata Agung singkat ditemui, Kamis, (21/12/2023), dikutip dari Antara.
Sementara itu Iwan, warga Munggung mengatakan, spanduk tersebut sudah terpasang sekitar satu pekan lalu.
Bawaslu Kota Solo akan segera menertibkan spanduk sindiran #Solo Bukan Gibran yang terpasang di Jembatan Kali Pepe Solo. Disertai dengan bendera PDIP di kanan dan kirinya, Kamis (21/12/2023).
Menurut Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data, dan Informasi Bawaslu Surakarta, Poppy Kusuma Nataliza, spanduk tersebut terpasang di fasilitas umum (jembatan).
Poppy melanjutkan sesuai dengan ketentuan tersebut. Tidak boleh ada unsur ujaran kebencian, hoax, berita sara, menghina pasangan lain, serta mengganggu ketertiban umum.
Sementara, Ketua DPC PDIP Kota Solo yang juga mantan Wali Kota Solo periode 2012-2021, FX Hadi Rudyatmo menanggapi pernyataan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, terkait beberapa proyek pembangunan yang ada di Kota Solo.
FX Rudy mengaku tidak mempersoalkan beberapa proyek di Solo yang sudah direncanakan di eranya diklaim oleh Gibran dalam debat cawapres, Jumat (22/12/2023). Beberapa yang diklaim yakni Masjid Zayed dan Waduk Gilingan.
"Kalau saya nggak persoalan mau diklaim atau apa, biar rakyat yang menilai," ujar FX Rudy saat ditemui awak media Jumat (22/12/2023) malam.
Lebih lanjut, Rudy menceritakan saat proses mengantarkan Sekda dan Kepala Dinas langsung untuk setiap proyek.
"Lobi-lobi dari pemerintah itu pasti Wali Kota ikut, lha iki (ini) kan enggak, langsung datang sendiri. Ini kan yang menjadi kecemburuan kota atau kabupaten yang lain yang dimaksud oleh Gus Imin, tipsnya bagaimana," ucap Rudy.
Bahkan, Rudy juga membeberkan sulitnya mencari anggaran di pusat. Harus bisa meyakinkan dari persoalan non-teknis, sebagai wali kota dirinya bisa menyelesaikan.
"Yang pertama harus meyakinkan dan bisa melakukan kalau di situ ada nonteknis harus bisa saya selesaikan tanpa adanya masalah. Kedua, pemerintah itu kita yakini punya anggaran, di Kementerian PUPR sehingga rumah tak layak huni dibangun menteri PUPR itu hasil lobi-lobi yang waktu itu saya lakukan menjadi wali kota, di Kenteng, Semanggi itu semuanya dari apa yang kami lakukan, termasuk tanah 51 ribu dikuasai warga masyarakat kita berikan," jelas Rudy.
Selain itu, Rudy juga membantah pernyataan Gibran yang kini menjadi Wali Kota Solo terkait anggaran pembangunan yang digelontorkan pusat ke Solo lebih banyak saat eranya. Malah, menurutnya, era Gibran lebih banyak lantaran Gibran anak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Wo lha ya pada saat saya ya nggak, (anggaran) lebih besar Mas Gibran-lah. Ya karena anak Presiden," kata Rudy menegaskan.
(eye)
Post a Comment