Prof Dr Wahyu Wibowo: Karya Puisi Pulo Lasman Simanjuntak Penuh Teknik Pembentukan Imaji Liar

Penyair Pulo Lasman Simanjuntak saat membaca salah satu puisi Nuyang Jaimee dari buku antologi Pendoa Yang Lupa Nama Tuhannya di Rooftop Pasar Gembrong Baru, Jakarta Timur, Selasa sore, 19 Desember 2023. (Foto: Asmariah Supriyadi)

JAKARTA -- "Karya puisi Pulo Lasman Simanjuntak penuh dengan teknik pembentukan imaji liar," ujar Prof Dr Wahyu Wibowo, Dosen Fakultas Sastra Universitas Nasional, di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Menurutnya, maksud liar di sini, menyuguhkan diksi yang dianggap tidak umum.

"Misalnya, memilih kata "janin" untuk dikatakan bahwa janin tersebut lahir dari pecahan rahim rembulan. Penggunaan kata "rahim rembulan" yang disandingkan dengan kata "janin" melahirkan imaji liar tersebut," ujar Prof Wahyu.

Karena maknanya menjadi ambigu (jika tidak hendak disebut gelap), pembaca akan menabrak ke sana kemari untuk mencari makna benarnya.

"Dan, gaya ini ditekuni Pulo Lasman Simanjuntak sepanjang karier berpuisinya yang berlangsung sejak lama. Jadi kiranya inilah gaya ucap Pulo Lasman Simanjuntak sebagai penyair," tegas Prof Wahyu.

Coba simak bait puisinya, "kuburan berbatu-batu disinari matahari murtad", lalu renungi apa maknanya.

"Tapi, memang, Pulo Lasman Simanjuntak  mencerminkan semangat litentia poetica sejati," pungkas Prof Wahyu.

"Ibarat sedang berada di kebun apel, Pulo Lasman Simanjuntak tinggal memetik apel-apel itu dengan bahagia dan riang lalu memasukkannya ke dalam keranjang," ucap Penyair dan Sastrawan Herman Syahara di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Dikatakan, begitu apel-apel itu berada di keranjangnya, maka semua orang akan bersepakat, itu adalah apel hasil petikan Pulo Lasman Simanjuntak. Ada yang merah tua, merah muda kehijauan, berukuran sedang, kecil, atau besar.

"Begitulah saya melukiskan bagaimana perlakuan Pulo Lasman Simanjuntak terhadap puisi-puisinya. Juga puisi berjudul Janin Rembulan ini," ucapnya.

Menulis puisi, lanjut Herman, bagi Pulo Lasman Simanjuntak seperti tak terbebani oleh pilihan diksi. Ia tinggal memetik kata-kata itu lalu menyusunnya ke dalam puisi yang sedang ditulisnya.

"Pembaca pun mafhum, itulah puisi Pulo Lasman Simanjuntak, berhias majas-majas yang rapat dan rimbun seperti tak tertembus indra san rasa," ujarnya.

"Namun, bagi yang paham siapa Pulo Lasman Simanjuntak, dia akan segera tahu bahwa selain sebagai rohaniawan yang mengenal apa itu makna podium dan jemaat, dia juga seorang jurnalis yang terlatih memilah dan memilih diksi. Perpaduan antara jurnalis dan pengkhotbah ini nampak berkelindan, berjejak jelas pada puisi-puisi Pulo Lasman Simanjuntak," tegasnya.

Sementara itu Penyair Nanang R Supriyatin yang ditemui di Cafetaria Taman Ismail Marzuki (TIM) baru-baru ini berkomentar bahwa puisi karya Pulo Lasman Simanjuntak menemui diksi yang baru dan bagus.

"Narasinya dan estetika harus dibangun terus. Diksi, dan tema, sudah menciptakan inspirasi buat pembaca.Diksi dan tema dalam puisi Pulo Lasman Simanjuntak sudah terbangun sangat kuat," pungkas Nanang R Supriyatin.

Berikut di bawah ini 4 sajak/puisi karya Pulo Lasman Simanjuntak

Sajak

Pulo Lasman Simanjuntak

JANIN REMBULAN

janinnya lahir dari pecahan rahim rembulan
pada malam mencemaskan
bahkan darahnya mengalir ganjil
menyusuri mataair
bermuara pada sebuah gua rahasia
teramat dalam
disimpan sekian waktu
ada jarak keras
sampai angin dinihari berlalu

ke sana dimulai titik perzinahan
sungguh menjijikkan, katamu
mengurai dua musim
menguliti tubuhnya
tanpa warna obat
di meja operasi berbayar

seperti pendatang asing
yang mau ziarah sunyi
di kuburan berbatu-batu
disinari matahari murtad
sampai tiba di bumi ini
tangisan lelaki perkasa
tanpa airmata kedunguan

Jakarta, Minggu, 3 Desember 2023


MENULIS SAJAK DENGAN AIR LUMPUR

menulis sajak dengan air lumpur
tubuhku harus turun perlahan
ke kaki-kaki bumi
jaraknya dibatasi ribuan paralon
kadang tak puasa seharian
menelan perkakas biji besi
sampai bersekutu
dengan kegelisahan
tak mandi matahari

nyaris tiga tahun
aku buas memperkosa
apa saja binatang liar
yang menyusup dalam air tanah

menulis sajak dengan air lumpur
tak kunjung selesai
sampai bait ketiga

lalu kutebar kemarau
di area persawahan yang berkabut
baunya sangat membusuk
racunnya tiba-tiba membentuk
sebuah ritual yang menyebalkan
sehingga kulitku gatal dan keruh
membabi buta siang dan malam

maka menulis sajak dengan air lumpur
harus diselesaikan dengan tuntas

Jakarta, 2023


PRIA TANPA KELAMIN

pria tanpa kelamin
rajin menyapa
hujan sorehari
sambil tertidur pulas
menjelma jadi hewan pemalas

dari atas ranjang tembaga
ditularkan ribuan kuman
tumbuh subur
dalam akar panas bumi
perlahan dimatikan
angan-angan terjebak di atas dahan

setiap pergi pagi buta
ingin menembus belantara kota jakarta

hari-hari selanjutnya
makin mengerikan
paru-parunya kini terinfeksi
bakteri takut dewa matahari
bahkan hatinya
hanya mengalahkan dua kali
semakin gelap
ingin pergi ke planet
dunia orang mati

pria tanpa kelamin
memiliki sepotong ginjal
yang telah membuat bengkak
seluruh rumah suci
tempat orang berdoa
mengumpulkan dosa
masa lalu paling menyakitkan

pria tanpa kelamin
pingsan sejenak
lalu bangun lagi
tabur mawar
di tempat tidur penyakit menular
benar-benar liar

apakah masih ada harapan
karena kemelaratan
berlanjut untuk waktu yang lama

Jakarta, 2023


RUMAH SAKIT BERTINGKAT

dari muka tulisan suci
tubuhnya terus membengkak
berubah menjadi bangunan
rumah sakit bertingkat

lalu menatap langit sepanjang hari
yang menelan
kuman diagnosis penyakit
menyebarkan
kesepian berdahak
dari perawan yang tidak memiliki sperma berkepanjangan

jam berapa sekarang, tanyanya
bau infus telah menyebar
ke kuburan basah
air mata merah
kemarahan
telah menyebarkan kebohongan

“Jika kematianku datang, biarlah dibungkus dengan kain kafan tua, karena peti mati itu terlalu mahal untuk dijual di bawah bumi tak berpenghuni,” pesanmu

lalu sebelum pulang
telah melewati ranjang kematian ini
tepat di bawah perutmu yang berlubang
disuntikkan ke dalam terowongan berair
tembus ke liang lahat
memang mengerikan!

Jakarta, 2023.


(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.