Pertunjukan Teater Butet Kartaredja dan Agus Noor di TIM Diduga Diintimidasi Polisi, Butet: Seperti Orde Baru

Seniman Butet Kartaredjasa. (Foto: tvonenews.com)

JAKARTA -- Penulis naskah teater Agus Noor dan seniman Butet Kartaredjasa diduga diintimidasi polisi saat membawakan pertunjukan berisi sindiran politik pada 1 Desember 2023 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Menjelang pertunjukan, beberapa polisi dari sektor Cikini tiba-tiba datang dan meminta pihak penyelenggara menuliskan surat pernyataan tidak akan menampilkan pertunjukan yang mengandung unsur politik.

Surat tersebut juga memuat komitmen penanggung jawab untuk tidak melakukan kampanye pemilu, menyebarkan materi kampanye pemilu, menggunakan atribut partai politik, menggunakan atribut calon presiden dan wakil presiden, dan kegiatan politik lainnya. Butet pun lantas menandatangani surat itu.

“Bagi kami itu intimidasi,” kata Agus Noor, Senin (4/12/2023), seperti dikutip dari tempo.co, Selasa (5/12/2023).

Setelah penandatanganan surat, panitia melanjutkan tur teater disebut Nemesis dengan durasi 150 menit. Mengenakan setelan batik dan celana panjang berwarna coklat, Butet membuka panggung. Ia salut kepada seluruh peserta Pemilu 2024.

Lebih lanjut, Butet mengatakan, harus memberikan pernyataan tertulis kepada polisi bahwa ia harus berjanji tidak akan ada unsur politik dalam tayangan tersebut. “Keren. Selamat datang pesanan baru," kata Butet.

Pertunjukan tersebut diselenggarakan oleh Indonesia Kita, sebuah forum kebudayaan yang rutin menyelenggarakan pertunjukan teater. Pementasan ke-41 ini mengusung tema pertarungan politik antara dua partai yang selama ini bersahabat. Pementasan bertajuk Musuh Mematikan ini akan berlangsung selama dua hari yakni 1 Desember dan 2 Desember 2023 di Teater Besar TIM.

Pertunjukan ini diproduseri oleh Agus Noor selaku penulis dan direktur artistik bersama Butet selaku pendiri Indonesia Kita yang juga tampil sebagai pemeran utama.
Agus Noor menyayangkan intimidasi ini serupa dengan yang terjadi pada masa Orde Baru. Ini merupakan intimidasi pertama setelah Indonesia Kita sudah sebanyak 41 kali manggung. “Rasanya seperti deja vu, sama seperti Orde Baru,” cetus dia menegaskan.

Agus menduga intimidasi terjadi karena kehadiran calon wakil presiden Mahfud MD. Menurut Agus, kehadiran Mahfud di acara tersebut sama saja dengan penonton lainnya atau bukan undangan khusus. Mahfud yang sering menonton panggung Indonesia Kita, tiba 15 menit setelah pertunjukan dimulai. “Kami tidak memberikan platform kepada Pak Mahfud,” tegas dia.

Agus mempersiapkan pertunjukan tersebut sebulan yang lalu sebagai bagian dari kegiatan Indonesia Kaya yang diprogramkan untuk tahun ini. Bad Enemy berkisah tentang hubungan seorang pemuda dan seorang wanita yang bertetangga dan berteman baik di sebuah desa. Namun keduanya bertemu karena keputusan politik yang berbeda. Permusuhan keduanya pun meluas dan situasi di desa pun menimbulkan kekacauan.

Masyarakat terpecah, ada yang mendukung pemuda dan ada yang mendukung perempuan. Keadaan di desa semakin parah ketika masa jabatan kepala desa berakhir dan akan dilaksanakan pemilihan kepala desa yang baru. Ada pula sarkasme dan candaan yang ditujukan kepada ketiga peserta pemilu di atas panggung.

(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.