Pengamat Politik UI: Debat bukan Forum Gimmick dan Pencitraan

Dosen Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Aditya Perdana. (Foto: Bawaslu RI)

DEPOK -- Debat seharusnya dimaknai bukan forum gimmick dan pencitraan, bukan pula forum yang perlu dihindari atau bukan juga panggung kampanye yang dapat berisikan apapun dari para pasangan calon. Hal tersebut dikatakan Dosen Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Aditya Perdana di kampus UI Depok, Senin (11/12/2023).

Menurut Aditya, debat pemilihan presiden (pilpres) merupakan forum untuk tukar gagasan ide dalam menjalankan pemerintahan ke depan. Debat juga mempersilakan para kontestan dalam mendukung atau menyanggah konsep dan implementasinye ke depan.

Aditya mengatakan, debat menjadi penting bagi pemilih, alasannya sederhana karena publik saat ini menginginkan dan membutuhkan tawaran program kerja, kebijakan yang berpihak kepada pemilih, dan visi yang jelas dalam pembangunan ke depan.

Selain soal figur atau ketokohan, lanjut Aditya, elemen penting yang diperhatikan pemilih adalah soal program kerja juga adalah serius diperhatikan pemilih.

"Perhatian publik ini sebesar kisaran 35 persen tercermin dari beberapa kali hasil survei nasional Algoritma pada bulan Desember 2022 dan Juni 2023," kata Aditya yang juga menjabat sebagai Direktur Algoritma Research and Consulting, dikutip dari Antara, Senin (11/12/2023).

Apalagi relatif pilihan yang masih bimbang terhadap capres juga relatif masih tinggi kisaran 45 persen. "Sehingga, debat menjadi penting," tegas Aditya.

Topik debat pertama Pilpres 2024 pada tanggal 12 Desember 2023 adalah menyangkut isi-isu aktual dalam penegakan hukum, korupsi, tata pemerintahan dan penguatan demokrasi.

 

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.