Ganjar Akui Fokus Partai Pengusungnya Terpecah Antara Pilpres dan Pileg
Calon presiden (capres) 2024 nomor urut 3, Ganjar Pranowo. (Foto: setkab.go.id)
JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengamini fokus partai politik (parpol) kerap terpecah dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Sebab, parpol juga membagi tugasnya di pemilihan legislatif dan kepala daerah.
Namun, Ganjar mengatakan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) akan berkonsolidasi kembali. Konsolidasi tersebut khusus dalam pemenangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Sekarang coba kita konsolidasikan, banyak fakta di lapangan terjadi split tiket, jadi antara dia juga memilih caleg, dia juga memilih presiden," ujar Ganjar di FX Sudirman, Jakarta, Senin (11/12/2023), dikutip dari Antara, Selasa (12/12/2023). "Nah posisi-posisi swing seperti inilah yang secara kepartaian sekarang sedang dikonsolidasikan oleh partai pendukung, partai pengusung juga. Sehingga kawan-kawan sekarang sedang bekerja untuk itu."
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud juga akan mencermati hasil survei yang menunjukkan elektabilitas. Termasuk daerah-daerah mana saja yang menunjukkan kecenderungan penurunan suara.
"Karena memang ada isu-isu yang kemarin itu berseliweran, mungkin itu juga yang para pemilih punya determinasi untuk memilih. Jadi kami akan clearance di tempat-tempat tertentu, kami juga punya petanya," ujar Ganjar menjelaskan.
Sebelumnya, Litbang Kompas merilis hasil survei terbarunya. Dari survei tersebut terungkap adanya pergeseran suara PDIP yang mempengaruhi elektabilitas Ganjar.
Pemilih PDIP yang memberikan suaranya kepada Prabowo Subianto cenderung meningkat, dari 22,1 persen menjadi 35,1 persen. Peningkatan elektabilitas Prabowo dan turunnya suara untuk Ganjar tak lepas dari perpindahan dukungan bekas pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Survei Litbang Kompas berlangsung pada 29 November-4 Desember 2023 secara tatap muka dan dibiayai secara mandiri. Jajak pendapat ini melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak.
Survei menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Survei itu memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,65 persen.
(dpy)
Post a Comment