Apindo Prediksi Gelombang PHK akan Berlanjut pada 2024

PHK/ilustrasi. (Foto: pixabay)

JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan, tren pemutusan hubungan kerja (PHK) akan berlanjut pada tahun 2024 mendatang. Tren PHK itu terjadi karena didorong oleh berubahnya tren investasi dan digitalisasi.

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia beberapa waktu terakhir, telah mengubah teknologi yang digunaan dalam dunia usaha. Penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan banyak digunakan oleh dunia usaha di dalam negeri ke depannya.

"AI itu capital intensive, jadi tidak akan memiliki karakter untuk menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu, tidak mungkin mengharapkan investasi mampu menciptakan lapangan kerja," kata Ketua Bidang Kebijakan Publik Apindo Sutrisno Iwantono dalam Jumpa Pers di Jakarta, Kamis (21/12/2023), dikutip dari CNBC Indonesia.

Untuk itu, Iwantono sebagai Apindo menawarkan dua pilihan untuk menciptakan lapangan kerja. Pertama, dengan penciptaan wirausaha baru sejak tingkat lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Menurut Iwantono, dengan meningkatkan lulusan pendidikan perguruan tinggi tidak akan menyelesaikan masalah dari minimnya lapangan kerja di Indonesia, justru lulusan SMA-lah yang seharusnya mampu menciptakan pekerjaan itu sendiri.

"Pendekatan seperti ini yang dicari bentuk model pendidikan oleh Apindo. Kita tak mungkin mengharapkan penciptaan lapangan kerja ke depannya melalui investasi," jelas Iwantono.

Kedua, lanjut Iwantono, insentif investasi oleh investor lokal. Menurut dia, investor asing akan mengarah kepada investasi padat modal daripada padat karya, mengingat tren penggunaan AI yang terus naik.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Darwoto. Menurut dia, berlanjutnya tren PHK di tahun 2024 didorong oleh digitalisasi, khususnya pada sektor alas kaki, tekstil dan produk tekstil, serta manufaktur.

Darwoto menambahkan, sebuah perusahaan bisa melakukan pengurangan tenaga kerjanya di tahun 2024 hingga 50 persen karena digitalisasi. Ia menyebut industri alas kaki dan TPT menjadi dua subsektor manufaktur yang paling tertekan dari sisi penyerapan tenaga kerja tahun 2024 akibat digitalisasi.

"Satu, tertekan karena pengaruh digitalisasi, tapi juga karena pelemahan permintaan global. Situasi global memang berpengaruh pada industri alas kaki dan TPT," ujarnya.

Mengutip data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI, tercatat jumlah tenaga kerja yang terkena PHK pada Januari-Oktober 2023 mencapai 237.080 orang. Ini belum menghitung korban PHK bulan November dan Desember.


(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.