Serangan Israel, Jumlah Warga Gaza yang Meninggal Dunia Tembus 11 Ribu Jiwa
Anak kecil di Palestina menatap bangunan yang hancur lebur akibat serangan militer Israel/ilustrasi. (Foto: pixabay)
GAZA -- Jumlah warga Palestina di Jalur Gaza yang terbunuh dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menembus 11.078 ribu jiwa. Sebanyak 4.500 di antaranya merupakan anak-anak.
“Para korban (meninggal) termasuk 4.506 anak-anak, 3.027 perempuan, dan 678 orang lanjut usia. Sementara 27.490 orang terluka,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf al-Qudra pada konferensi pers, Jumat (10/11/2023), dikutip dari Anadolu Agency.
Al-Qudra menambahkan, sebanyak 2.700 orang, termasuk 1.500 anak-anak, juga dilaporkan terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang rata akibat serangan Israel. “Agresi Israel juga telah menyebabkan 198 petugas medis tewas dan 53 ambulans hancur.”
Penanganan para korban luka di Gaza kian sulit dilakukan karena dalam serangannya Israel terus membidik fasilitas-fasilitas kesehatan. “Israel menargetkan 135 institusi kesehatan dan membuat 21 rumah sakit serta 47 pusat kesehatan primer tidak dapat beroperasi,” jelas Al-Qudra.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Kamis (9/11/2023) lalu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali menolak seruan gencatan senjata. “Gencatan senjata dengan Hamas berarti menyerah,” ucapnya.
Netanyahu menilai, sejak operasi pertempuran darat diluncurkan pada 27 Oktober 2023 lalu, pasukan Israel di Gaza berkinerja sangat baik. Saat ini pasukan Israel pun sudah berhasil mengepung Kota Gaza dan terus merangsek ke wilayah yang menjadi basis Hamas. “Betapa pun lamanya (pertempuran di Gaza), kami akan melakukannya,” tegas dia
Netanyahu pun membantah anggapan bahwa negaranya ingin menduduki kembali Jalur Gaza. Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah menyuarakan penentangan jika Israel hendak atau memiliki rencana untuk melakukan hal tersebut. “Kami tidak berusaha untuk memerintah Gaza. Kami tidak berupaya untuk menduduki wilayah tersebut, namun kami berupaya untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi wilayah tersebut dan bagi kami,” kilah dia.
Netanyahu mengungkapkan, untuk menciptakan masa depan lebih baik, Gaza harus didemiliterisasi dan dideradikalisasi terlebih dulu. Setelah itu, wilayah miskin yang telah diblokade selama 16 tahun tersebut bisa dibangun kembali.
Netanyahu turut menyangkal anggapan yang menyebut Israel berusaha menggusur atau mengusir penduduk Gaza. “Kita harus menemukan pemerintahan, pemerintahan sipil yang akan ada di sana (Gaza),” jelas Netanyahu tanpa menyinggung tentang siapa yang mungkin membentuk pemerintahan tersebut.
(dpy)
Post a Comment