Empat Skenario Serangan Israel ke Gaza Berakhir

Hikmahanto Juwana. (foto: rmol.id/net)


Oleh Hikmahanto Juwana *)


Dalam masyarakat internasional yang berlaku adalah hukum rimba, yaitu siapa yang kuat dialah yang menang. Hukum internasional oleh negara-negara hanya dijadikan alasan pembenar bagi tindakannya dan bukan sebagai penentu siapa yang benar siapa yang salah.


Situasi ini berlaku pada serangan Israel ke Gaza, Palestina, dengan dalih membela diri atas serangan mendadak Hamas dan mencari para petinggi Hamas yang bertanggung jawab. Dan serangan ini bisa terus dilakukan tanpa ada negara yang bisa menghentikan karena Amerika Serikat (AS) berada di belakang Israel.


Namun serangan Israel sungguh sangat tidak proporsional dan banyak melanggar hukum perang yang dikenal sebagai hukum humaniter internasional. 


Serangan Israel sangat indiscriminate atau tidak membedakan rakyat sipil dengan mereka yang mengangkat senjata. Target yang diserang pun termasuk rumah sakit dan rumah ibadah dengan alasan banyak pejuang Hamas berlindung di sana.


Mayoritas negara di dunia meminta agar serangan Israel dihentikan yang tercermin dalam Resolusi Majelis Umum PBB. Namun karena dalam masyarakat internasional berlaku hukum rimba, maka Resolusi Majelis Umum PBB ini diabaikan begitu saja. Serangan pun masih terus dilancarkan dan korban rakyat sipil terus bertambah.


Sebenarnya, ada empat skenario serangan Israel akan berhenti.


Pertama, Israel berhasil menangkap para pemimpin pejuang Hamas atau menemukan mereka dalam kondisi tidak bernyawa. Selanjutnya, Israel akan menempatkan otoritasnya untuk memastikan pejuang Hamas tidak melakukan serangan ke Israel.


Namun bila serangan Israel untuk mencari petinggi Hamas dihadapi oleh para pejuamg Hamas, maka serangan akan berlangsung lama. Terlebih bila serangan dihadapi oleh rakyat sipil Palestina yang tidak menginginkan tanahnya diambil oleh Israel.


Skenario kedua adalah bila terjadi pergantian pimpinan di Israel. Saat ini Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu sedang menghadapi protes dari sebagian masyarakatnya.


Bila memang terjadi pergantian pimpinan, maka diharapkan pemimpin baru Israel lebih lunak dalam kebijakan menghadapi Hamas dan bersedia untuk mengakhiri serangan.


Skenario ketiga adalah bila Presiden AS Joe Biden dapat mengendalikan serangan yang dilakukan oleh Israel. Hingga saat ini Pemerintah AS seolah membiarkan dan membenarkan serangan yang dilakukan oleh Israel karena hal tersebut merupakan hak bela diri Israel (right of self defense).


Di sini pentingnya demo dari berbagai negara sehingga Presiden AS tahu bahwa mayoritas warga dunia menentang serangan Israel demi kemanusiaan, bukan untuk membela Hamas. 


Bila perlu masyarakat dunia memviralkan rakyat tidak berdosa yang terdampak oleh serangan Israel ke masyarakat di AS. Harapannya ada rakyat AS akan menekan pemerintahnya untuk mengendalikan Israel menghentikan serangan.


Kepala negara dan kepala pemerintahan, termasuk Preaiden RI Jokowi, bisa juga membuka kontak langsung dengan Presiden Joe Biden untuk menjelaskan berbagai konsekuensi bila serangan Israel terus berlanjut.


Terakhir serangan akan berakhir bila sejumlah negara turut campur dalam perang ini. 


Saat ini Iran sudah melakukan latihan perang. Namun AS tidak mau tinggal diam dengan mengerahkan kapal induknya untuk menghadapi campur tangan Iran. Bahkan bukannya tidak mungkin Rusia dan Cina juga akan turut campur.


Bila skenario ini terjadi, maka Perang Dunia III berada di ambang pintu. Artinya serangan Israel ke Gaza akan berhenti namun memunculkan perang yang lebih besar.


Suatu hal yang tidak diharapkan oleh umat manusia.


Selasa, 7 November 2023



*) Guru Besar Hukum Internasional UI,

Rektor Universitas Jenderal A. Yani

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.