Survei Indikator Politik: 47,6 Persen Publik Sebut Politik Dinasti Mengkhawatirkan
Politik dinasti/ilustrasi. (foto: pixabay) |
JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia merekam pandangan publik terkait politik dinasti yang menjadi pembicaraan publik dalam beberapa hari terakhir. Khususnya setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membuat Gibran Rakabuming Raka dapat maju sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto.
Sebanyak 14,6 persen responden menyatakan bahwa politik dinasti sangatlah mengkhawatirkan, sementara 33,0 persen lainnya menyatakan bahwa politik dinasti cukup mengkhawatirkan.
"Sekitar 47,6 persen cukup atau sangat mengkhawatirkan terkait kondisi politik dinasti di Indonesia," ujar peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Hendro Prasetyo dalam rilisnya secara online, Kamis (26/10/2023).
Adapun sebanyak 33,7 persen responden menyatakan politik dinasti di Indonesia biasa saja. Selanjutnya, tidak begitu mengkhawatirkan (5,9 persen), tidak mengkhawatirkan sama sekali (1,6 persen), dan tidak tahu atau tidak jawab (11,3 persen).
Namun, Hendro menyoroti angka sebesar 41,2 persen publik yang menyatakan bahwa politik dinasti di Indonesia biasa saja dan tak mengkhawatirkan. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena masyarakat melihat bahwa politik dinasti bukan hal yang asing terjadi. "Jadi itu juga salah satu yang menjelaskan mengapa respons terhadap politik dinasti ini banyak yang mengatakan biasa saja."
Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 16 sampai 20 Oktober 2023. Jumlah responden sebanyak 2.567 orang yang tersebar di seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang sudah terlatih. Survei menggunakan metode simple random sampling yang memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekira 1,97 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sudah mendeklarasikan Gibran menjadi bakal cawapres dari Koalisi Indonesia Maju. Ia pun menjawab pertanyaan ihwal politik dinasti yang mengiringi pemilihan putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu.
"Dinasti, semua dinasti, bung, semua dinasti, ya kan. Kita jangan cari yang negatiflah, cari yang positif, ya. Orang ingin berbakti apa salahnya, ya kan," ujar Prabowo, Senin (23/10/2023).
Prabowo sendiri mengaku bagian dari sebuah dinasti. Karena ayahnya, yakni Soemitro Djojohadikoesoemo dulunya merupakan mantan Menteri Perdagangan dan Industri, Menteri Keuangan, dan Menteri Riset, baik selama era Orde Lama maupun Orde Baru.
Kemudian kakek Prabowo adalah Margono Djojohadikoesoemo, yang merupakan pendiri Bank Negara Indonesia. "Kita dinasti merah putih, kita dinasti patriot, kita dinasti yang ingin mengabdi untuk rakyat. Kalau dinastinya Pak Jokowi ini berbakti untuk rakyat. Kenapa? Salahnya apa? Jadi berpikir yang baiklah, berpikir positif," tegas dia.
(dpy)
Post a Comment