Panda: Demi Anaknya, Jokowi Minta ke Megawati Agar Gibran Maju di Solo

Politisi PDIP Panda Nababan (kiri) dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang juga anak sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). (foto: youtube ilc/tribunsolo.com/ryantono puji santo)

JAKARTA -- Politisi senior PDIP, Panda Nababan, menyinggung soal etika serta moral ketika membicarakan isu Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto. Panda menilai jika Gibran menghendaki posisi itu, maka akan ada sentimen negatif yang menyerang keluarga Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Panda mengingat ketika PDIP membantu Gibran saat maju di Pilkada Solo 2020. Ia mengungkapkan, partainya memberikan segala fasilitas yang dibutuhkan Gibran untuk menjadi Solo 1.

Panda lantas mengorek kembali sejarah Pilkada Solo 2020. Kala itu PDIP sudah mengusung nama Achmad Purnomo-Teguh Prakosa. Namun kemudian Jokowi bertemu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Di sana Jokowi meminta Megawati untuk memilih Gibran mengganti posisi Achmad Purnomo. Megawati lantas mengabulkan permintaan Jokowi.

Andai saja kini Gibran berkhianat demi Prabowo, Panda membayangkan masyarakat akan memberikan hujatan. Padahal PDIP sudah memiliki bakal capres atas nama Ganjar Pranowo.

"Partai yang membesarkan dan memberikan fasilitas kepada dia. Sekarang dia jadi diperhitungkan. Nanti masyarakat yang menilai 'oh rupanya ternyata begitu kelakuan keluarga Jokowi, oh ternyata haus kekuasaan'," kata Panda dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi swasta, Rabu (11/10/2023).

Di lain pihak Gibran Rakabuming yang kini sudah menjadi wali kota Solo memberi respons soal pernyataan Panda Nababan yang mengungkit sejarah di balik Pilkada Solo 2020.

“Ya tanya Pak Panda, kita kan melalui semua prosesnya fit and proper test dan lain lain,” kata Gibran, Kamis (12/10/2023), seperti dikutip dari Antara.

Ketika ditanya soal PDIP yang memberikannya tiket, Gibran mengatakan, tak mempersoalkan kalau mau mengungkit hal tersebut. Namun, ia mengatakan pada akhirnya yang menentukan adalah masyarakat.

“Ya silakan diungkit, dikasih tiket, dikasih karpet merah, keistimewaan kalau warga tidak memilih itu saya akan kalah gitu loh. Keputusan ada di warga masyarakat bukan masalah tiket, bukan masalah ini itu. Saya kan sudah sering ngasih contoh anaknya ini itu maju gagal, yang penting kan dari warga, warga nggak memilih kan ya percuma,” kata Gibran menjelaskan.

Ketika ditanya mengenai aturan partai bahwa kader dapat mencalonkan kader lain setelah dua tahun, Gibran meminta untuk menayakan ke DPP PDIP. Begitu pula ketika ditanya dirinya yang dikatakan maju menggantikan posisi Achmad Purnomo yang berpasangan dengan Teguh Prakosa. “Tanyakan ke DPP. Ya nggak tahu, tanya ke DPP ya,” kilahnya.

Kendati demikian, Gibran mengatakan, menerima semua masukan yang dibicarakan Panda Nababan. Meski ia mengaku tak tahu apa saja yang dibicarakan Panda. "Saya nggak tahu Pak Panda kemarin ngomong apa, tapi masukan kami terima," katanya menegaskan.
 

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.