Dr Susianah Affandy, Sosok Pemberdaya Perempuan yang Ciptakan Aplikasi Tangkal Hoaks

Dr Susianah Affandy. (foto: dok.pribadi)


JAKARTA -- Anggota Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) pencipta aplikasi tangkal hoaks, Dr Susianah Affandy, tidaklah asing dalam dunia pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia. Kariernya berjalan linier dengan pendidikan yang ditempuh, yakni pengembangan masyarakat.

Wanita kelahiran Lumajang, Jawa Timur, 29 Desember 1978 ini, merupakan anak dari seorang petani desa yang hidup sederhana dalam kesehariannya, namun mencapai cita citanya hingga menjadi seorang doktor.

Susianah meraih gelar pendidikan setelah lulus sekolah pesantren. Ia melanjutkan perkuliahan pengembangan masyarakat di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Setelah mendapat gelar sarjana, Susianah melanjutkan studinya di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan mengambil perkulian sosiologi pedesaan. Gelar M.Si sepertinya tak cukup bagi perempuan asal Lumajang itu, sehingga ia memutuskan untuk meraih gelar doktor ilmu politik khusus untuk sosiologi politik.

Dari rekam jejak digital, pada Jumat (13/10/2023), Susianah adalah aktivis yang konsisten dalam memperjuangkan perempuan dan anak yang sangat rentan dari latar belakang status sosial, pendidikan, dan ekonomi. Ia juga memiliki perhatian besar terdapat pemberdayaan masyarakat pedesaan serta perempuan dan anak menyandang disabilitas.

Mengampu amanah sebagai Sekretaris Yayasan Muslimat NU Pusat Periode 2016-2022 menjadikan Susianah terhubung dengan kelembagaan PAUD Muslimat NU yang tersebar di seluruh Nusantara, dengan jumlah layanan 9.800 Taman Kanak-Kanak dan Rauddlotul Athfal (TK/RA), 350 Taman Pendidikan Al-Qur’an, 6226 Pendididkan Anak Usia Dini (PAUD), serta layanan Ketrampilan bagi calon guru di 11 Balai Latihan Kerja (BLK). Selain aktif di Muslimat NU, Susianah adalah Ketua Kongres Wanita Indonesia Periode 2019-2023.

Jabatan yang diembannya tersebut membuatnya berinteraksi langsung dengan ragam permasalahan perempuan di seluruh Indonesia. Susianah bersama Pemerintah RI dan pemerintah daerah melakukan pendampingan dan melatih keluarga rentan dengan keterampilan hidup, yakni mulai dari self care hidup sehat, parenting berbasis keluarga, pencegahan stunting melalui pendekatan gizi dan pengasuhan, pencegahan kekerasan terhadap ibu dan anak dan program charity kepada masyarakat dhuafa.

Pengalaman selama 21 tahun dalam pemberdayaan masyarakat membuat Susianah memahami ragam permasalahan di banyak daerah. Ia tidak segan masuk ke pelosok-pelosok desa terpencil, desa tertinggal bahkan desa terluar di Nusantara. Ia banyak menghabiskan waktunya untuk mendengar dan mengajak masyarakat hidup mandiri. Ia lebih senang menggunakan pendekatan kearifan lokal dan kekuatan modal sosial dalam penyelesaian permasalahan masyarakat.

Susianah menciptakan aplikasi karena prihatin dengan memudarnya modal sosial di masyarakat oleh adu domba, kampanye hitam, dan mengarah pada polarisasi warga akibat penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Apalagi ia melihat perempuan merupakan kelompok rentan terpapar hoaks karena minimnya pengetahuan tentang literasi digital.

Dalam catatan kariernya, perempuan yang menjabat sebagai Advisor Sustainable Development organisasi International Council of Women ini mengabdikan diri di Otorita IKN, meninggalkan posisi prestisnya sebagai Tenaga Ahli Set Wapres RI. Sebelumnya ia tercatat Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) periode 2017-2022, ia juga pernah menjabat sebagai Komisioner BPKN RI Periode 2013-2016 dan konsultan di organisasi internasional.  

Atas kiprahnya tersebut, Susianah banyak menerima penghargaan baik dari Pemerintah RI maupun dari organisasi perempuan dan organisasi profesi tingkat nasional.


(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.