Tokoh PKS Ini Tunggu Keberanian Ganjar dan Prabowo Deklarasikan Bakal Cawapres
Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW). (foto: dpr.go.id)
JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW), mengatakan, peta perkoalisian saat ini sudah mengarah ke tiga pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024. Sayangnya, selain Anies-Muhaimin, capres-capres lain belum berani deklarasi.
Hidayat melihat, sudah ada tiga poros capres yang seharusnya bisa deklarasi. Setelah Koalisi Perubahan, ada capres Prabowo yang diusung Partai Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat serta Ganjar yang diusung PDIP dan PPP.
Menurut HNW, koalisi partai-partai hari ini sudah mengarah tidak cuma kepada dua paslon. Tapi, kepada tiga paslon yang berpotensi pula mengurangi peluang bagi polarisasi di tengah masyarakat.
"Tinggal menunggu keberanian dari dua bakal capres Ganjar dan Prabowo untuk segera mendeklarasikan pasangan cawapresnya," kata Hidayat kepada awak media, Senin (25/9/2023).
HNW menyayangkan, di tengah harapan positif itu justru muncul lagi pihak-pihak yang ingin memaksakan Pilpres 2024 cuma diikuti dua paslon. Walau, HNW sendiri memahami dua paslon tidak bertentangan dengan konstitusi.
Tapi, HNW berpendapat, itu tidak sesuai dengan realita politik yang sekarang memungkinkan tampilnya tiga paslon. Apalagi, ada harapan dari mayoritas rakyat Indonesia sebagai pemilik kedaulatan untuk memilih yang menghendaki alternatif bacapres yang akan dipilih tidak hanya dua. Sehingga, bisa didapatkan presiden dan wapres yang benar-benar berkualitas sesuai preferensi mayoritas rakyat.
"Agar rakyat tidak semakin terbelah akibat dipaksakannya kehendak sebagian pihak, pilpres hanya diikuti oleh dua kandidat saja," ujar HNW mengingatkan.
Wakil Ketua MPR RI ini merasa, seharusnya partai-partai ikut merawat konstitusionalitas demokrasi yang sudah diperjuangkan dan dipraktikkan di Indonesia. Sebagaimana terjadi pada pilpres periode 2004 dan 2009.
HNW menjelaskan, hal itu harus jadi catatan bersama bagi semua. Sebab, pilpres bukan sekadar untuk berkuasa, tapi bagaimana mengoreksi dampak negatif dari pilpres sebelumnya dan menghadirkan opsi lebih banyak. "Bagi putra-putri Indonesia yang terbaik untuk dipilih sebagai pemimpin bangsa Indonesia yang besar ini," kata dia menegaskan.
(dpy)
Post a Comment