Elektabilitas Ganjar Kembali ke Puncak

Elektabilitas Ganjar Pranowo (kiri), Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto (kanan) diperkiran masih yang tertinggi di Pilpres 2024. (foto: afp, pemprov jateng, pemprov dki jakarta)

JAKARTA -- Elektabilitas bakal calon presiden (capres) dari PDIP Ganjar Pranowo kembali menanjak berdasarkan survei Litbang Kompas yang digelar pada 27 Juli hingga 7 Agustus 2023. Ganjar masih bersaing dengan bakal capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Berdasarkan hasil survei tersebut, Ganjar tercatat unggul dari Prabowo, baik dalam simulasi terbuka, 10 nama, lima nama, maupun tiga nama, meski selisihnya masih dalam rentang margin of error.

"Dalam survei terbaru Kompas, elektabilitas Ganjar Pranowo di angka 24,9 persen, Prabowo Subianto 24,6 persen, dan Anies Baswedan 12,7 persen," tulis Litbang Kompas, dikutip dari kompas.com, Senin (21/8/2023).

Angka tersebut merupakan hasil survei dalam simulasi pilihan terbuka di mana responden dapat menyebut siapa pun yang menurutnya layak dipilih menjadi presiden. Dalam simulasi 10 nama, lima nama, dan tiga nama, elektabilitas Ganjar juga bersaing dengan prabowo.

Dalam skema 10 nama, Ganjar mendapatkan 29,6 persen, sedangkan Prabowo 27,1 persen, dan Anies 15,2 persen. Selanjutnya, dalam skema lima nama, perolehan Ganjar 31,8 persen, Prabowo 27,8 persen, dan Anies 15,6 persen.

Litbang Kompas menyatakan, hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya suara Ganjar yang tampak menanjak. "Perubahan dari 10 ke lima nama itu relatif tidak mengubah suara untuk Prabowo dan Anies sehingga jarak keterpilihan Ganjar semakin lebar dengan Prabowo dan Anies."

Sementara itu, dalam simulasi tiga nama, Ganjar mendapatkan elektabilitas 34,1 persen, unggul dari Prabowo yang punya 31,3 persen dan Anies 19,2 persen. Meski demikian, suara Ganjar dan Prabowo belum bisa dikatakan berbeda secara signifikan alias masih bersaing ketat.

Survei Litbang Kompas dilakukan dengan tatap muka pada 27 Juli-7 Agustus 2023, melibatkan 1.364 responden dari 38 provinsi yang tersebar di 331 desa/kelurahan di Indonesia, dengan margin of error lebih kurang 2,65 persen.


(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.