Viral, Slank Rilis Lagu 'Polisi Yang Baik Hati', Warganet Kecewa
Lagu band Slank 'Polisi Yang Baik Hati'. (foto: dok.slank)
JAKARTA -- Slank berdiri sejak 1983 beranggotakan Bimbim, Denny BDN, Erwan, Kiki dan Bongky yang di kemudian hari berganti personel menjadi Kaka, Bimbim, Abdee, Ridho, dan Ivanka. Slank dianggap sebagai grup band yang memiliki selera musik tinggi.
Slank tidak hanya membawakan lagu-lagu bertema cinta, tetapi juga mengangkat isu-isu sosial dan politik. Salah satu albumnya yang dikenal karena keras mengkritik rezim Orde Baru adalah 'Mata Hati Reformasi' yang dirilis pada 1998. Album ini berisikan lagu-lagu yang bercerita mengenai masalah sosial di zaman reformasi.
Lalu di album 'PLUR' pada 2008, Slank merilis lagu “Gosip Jalanan” yang sempat mendapat penolakan DPR RI. Tapi sejak Slank menyuarakan dukungan pada Joko Widodo di Pilpres 2014, para penggemar musik sudah jarang mendengar lagu-lagu yang mengkritik pemerintah. Puncaknya adalah lagu 'Polisi Yang Baik Hati' yang dirilis oleh Slank Jumat (14/7/2023).
Warganet masih ramai membicarakannya di akun medsos Twitter hingga Sabtu (15/7/2023). Sebagian besar merasa kecewa mengingat warganet itu kebanyakan Slankers yang tahu betul bagaimana lagu-lagu Slank dahulu.
“Saya shock mendengar lagu ini, sambil mikir keras ‘how low they can go?’. Ternyata bisa serendah ini,” ungkap seorang warganet dalam sebuah tangkapan layar yang dibagikan akun @arys***.
Akun itu bercerita tentang masa lalu Slank yang mengaku bisa menulis bebas dan lepas saat masih memakai narkoba. Hasilnya harus diakui bahwa album pertama sampai ketujuh Slank, semua berisi lagu-lagu yang bagus.
“Siapa yang bisa menafikan politisnya lagu “Aktor Intelektual” atau “Popies Lane Memory” yang mengawang-awang dan menceritakan suasana ketika seseorang sedang ‘high’?” kata tulisan itu.
“Semenjak Slank bilang ‘golput itu cemen’ dan Abdee Negara menjadi Komisaris Telkom, saya sudah mikir bahwa band ini layak mendapatkan label sebagai ‘band pelat merah’,” katanya lebih lanjut.
Tapi ketika mendengar lagu ini, ia benar-benar merasa kaget. Bagaimana bisa Slank benar-benar merendahkan nilai sebagai musisi yang pernah memiliki keberpihakan terhadap yang papa dan terpinggirkan, lalu memuja institusi yang sudah sejak lama tidak lagi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat?
“Masa iya sih personel Slank tidak main Twitter dan ngecek tagar #PercumaLaporPolisi? Polisi yang baik hati / sahabat yang dicintai / teman yang menyemangati / kehadiranmu selalu dinanti. Demikian ujar Slank. Aduh, Pak, orang-orang aja harus viralin kasusnya dulu baru polisi mau turun tangan beresin,” ucap akun itu lagi.
Aransemen lagu Slank ini juga dianggap ‘kitsch abis’, dari intro terompet sampai akhir lagu, ia menganggap semua terasa bapuk. Menyelipkan intro “Happy Birthday To You” juga tidak membantu lagu ini jadi lebih bagus.
“Sebuah lagu ‘penjilat’ murahan yang menglorifikasi salah satu institusi paling bermasalah di negeri ini. Sudahlah, mungkin lebih baik kalian bubar dan pensiun saja! Daripada maksain tetap ngeband tapi jadi bahan tertawaan begini,” kata akun itu mengakhiri.
Respons negatif tak berhenti di situ. Bahkan ada salah seorang warganet yang menyodorkan tragedi Stadion Kanjuruhan.
“Sangat baik hati,” ujar akun @vancis*** dalam cuitannya sembari mengunggah tangkapan layar berita berjudul “Korban Jadi 149 Tewas, 180 Dirawat, Mengapa Gas Air Mata Bisa Membunuh Aremania?” di mana ini mengacu pada tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022.
“Rendra pernah bersabda: Apakah artinya kesenian bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir bila terpisah dari masalah kehidupan,” ungkap akun @default*** menimpali unggahan tersebut.
“Pan satu udah ada yang dapat jatah komisaris, siapa tau yang lain ikutan nyusul. Atau malah investasi biar bisa jadi Menteri. Uhhhhh…,” ujar akun @tujuan***.
“Lagu ini dipersembahkan untuknya,” ujar akun @dmartin*** sembari menyematkan foto karakter Walter White, protagonis polisi dari serial “Breaking Bad”.
“Loh lagu ini pasti dipersembahkan untuk inspektur megure,” ujar akun @fauzanpram*** sembari mengunggah foto karakter Inspektur Megure, protagonis polisi dalam serial animasi “Detective Conan”.
“Jaman dulu tiap ada konser artis atau band lain selalu ada bendera slank... Kalau sekarang fansnya masih mau kibarin benderanya? Udah jadi band istana,” ucap akun @dev_des***.
“Polisi yang baik hati,” tulis akun @arsip*** sembari mengunggah foto Irjen Ferdy Sambo dan Irjen Teddy Minahasa mengenakan rompi oranye, sebagai terdakwa kasus yang menimpa dua polisi itu.
Ketika mendengar judulnya, beberapa warganet juga meyakini mungkin judul lagu ini merupakan bentuk sarkasme. Namun betapa kecewanya mereka ketika mendengar lirik lagunya secara keseluruhan. “Kukira mereka nulis lirik sarkas di lagu ini, ternyata nggak ya?” ungkap akun @okki_*** yang dihujani komentar sependapat dengannya.
(dvr)
Post a Comment