Sekjen PBB: Israel Kerahkan Kekuatan Terlalu Berlebihan di Jenin Palestina

Sekjen PBB Antonio Guterres. (foto: wikipedia)

NEW YORK -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengatakan, Israel telah mengerahkan kekuatan berlebihan saat menggelar operasi di kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat, Palestina. Guterres memperingatkan Israel agar tak meningkatkan aksi kekerasan tersebut.
 
“Ada kekuatan berlebihan yang digunakan oleh pasukan Israel,” ujar Guterres kepada awak media di New York saat mengomentari operasi pasukan Israel di Jenin, Kamis (6/7/2023), dikutip laman resmi Al Arabiya, Jumat (7/7/2023).

Menurut Guterres, operasi terbaru pasukan Israel di Jenin, yang turut mengerahkan serangan udara, merupakan kekerasan terburuk di Tepi Barat dalam beberapa tahun terakhir. “Dampaknya signifikan terhadap warga sipil, termasuk lebih dari 100 orang terluka dan ribuan orang terpaksa mengungsi,” jelasnya.

Guterres menyadari, Israel memiliki kekhawatiran yang sah atas keamanannya. “Namun eskalasi bukanlah jawabannya. Ini hanya mendukung radikalisasi dan mengarah pada siklus kekerasan serta pertumpahan darah yang semakin dalam,” katanya.

Pasukan Israel melakukan penyerbuan ke kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat, pada Minggu (2/7/2023) malam. Dalam keterangannya, militer Israel menargetkan sebuah bangunan yang diduga menjadi pusat komando Brigade Jenin, sebuah kelompok perlawanan Palestina.

Operasi pasukan Israel tak berjalan mulus karena mendapatkan perlawanan dari warga Palestina. Bentrokan dan baku tembak pecah. Konfrontasi di Jenin berlangsung hingga Senin (3/7/2023) malam. Dalam operasinya, pasukan Israel juga merusak infrastruktur, termasuk rumah warga, jaringan pipa air, dan jalanan.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 12 warga Palestina tewas dalam operasi pasukan Israel di Jenin. Sementara korban luka mencapai lebih dari 100 orang. Sekitar 3.000 penduduk juga terpaksa mengungsi selama operasi pasukan Israel.

 

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.