Korban Meninggal Akibat Serangan Israel di Jenin Palestina Jadi 12 Orang, 3 di Antaranya Anak-Anak

Tentara Israel/ilustrasi. (foto: pixabay)


YERUSALEM -- Korban tewas akibat serangan militer Israel di Kota Jenin, Tepi Barat, Palestin, bertambah menjadi 12 orang. Menurut keterangan Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa (4/7/2023), hampir 120 orang lainnya menjadi korban luka akibat serangan itu, dengan 20 di antaranya dalam kondisi parah.

Menteri Keamanan Nasional Israel dari partai sayap kanan Itamar Ben Gvir mendesak warga Israel membawa senjata setelah seorang warga sipil menembak dan menewaskan seorang penyerang Palestina yang melukai tujuh orang dalam serangan penusukan dan penabrakan membabi buta.

"Ini sekali lagi membuktikan pentingnya dan keefektifan warga membawa senjata," kata Ben Gvir kepada wartawan dilansir dari Harian Times Israel, Rabu (5/7/2023). "Saya menyerukan publik yang memenuhi kriteria: bawalah senjata!"

Polisi Israel pada Selasa menerima laporan mengenai sebuah mobil yang menabrak sejumlah orang di Jalan Pinkhas Rosen di Tel Aviv, dan menyebutkan bahwa tujuh orang terluka dalam serangan tersebut. Penyerang kemudian keluar dari kendaraan dan berhasil menusuk salah satu korban sebelum ditembak hingga tewas oleh seorang warga Israel bersenjata.

Kelompok Perlawanan Palestina, Hamas, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengatakan bahwa hal itu adalah "balasan pertama" atas serangan Israel yang berlangsung di Jenin.

Ketegangan terus meningkat di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat dalam beberapa bulan belakangan di tengah serbuan Israel yang berulang-ulang di kota-kota Palestina.

Pada Senin (3/7/2023), pasukan Israel meluncurkan serangan terbesar di Jenin selama lebih dari 20 tahun, termasuk di kamp pengungsian. Sebanyak 190 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel sejak awal tahun ini. Sementara dari pihak Israel, sedikitnya 25 orang tewas dalam beberapa serangan terpisah pada masa yang sama.

Badan Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyerukan agar kekerasan bersenjata di Kota Jenin segera dihentikan setelah kematian sedikitnya tiga anak.

"UNICEF menyesalkan semua tindakan kekerasan terhadap anak-anak dan menyerukan penghentian segera kekerasan bersenjata," kata badan PBB tersebut dalam sebuah pernyataan pada Selasa (4/7/2023) dikutip dari Anadolu.

Menurut laporan terbaru, sedikitnya tiga anak tewas dan banyak lainnya terluka, sementara ratusan keluarga mengungsi akibat pertempuran yang sedang berlangsung.

"Dalam dua tahun terakhir, anak-anak telah menyaksikan lingkaran kekerasan berulang dengan tiga eskalasi di dan sekitar Jalur Gaza dan sejumlah insiden terkait konflik di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur," kata UNICEF.

Menurut UNICEF, sebanyak 33 anak yaitu 27 anak Palestina dan enam anak Israel tewas sejak awal tahun ini. "Pelanggaran berat terhadap anak-anak, termasuk membunuh dan melukai, tidak dapat diterima," kata UNICEF.

Badan PBB tersebut mendesak semua pihak untuk melindungi anak-anak dan menahan diri untuk tidak menggunakan kekerasan, terutama terhadap anak-anak.


(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.