Cara Memulai Investasi untuk Para Pemula

Investasi/ilustrasi. (foto: pixabay)

JAKARTA -- Ada banyak teori dan ilmu tentang investasi yang dibagikan perencana keuangan di mana-mana terutama di dunia maya alias internet. Akan tetapi, orang terkadang masih takut untuk memulai karena khawatir dengan risikonya.

Padahal, investasi menjadi langkah yang menarik untuk dicoba dalam mendapatkan keuntungan. CEO Finansialku.com, Melvin Mumpuni, membagikan tips untuk memulai investasi bagi para pemula.

"Untuk memulai investasi, Anda harus memastikan kondisi keuangan sehat terlebih dahulu. Make sure kondisi keuangannya sehat dulu, supaya investasi itu nggak terganggu,” kata Melvin kepada awak media, Rabu (26/7/2023).

Melvin menjelaskan, kondisi keuangan sehat memuliki empat kriteria. Pertama, pemasukannya harus lebih besar daripada pengeluaran. Kedua, mempunyai dana darurat. Ketiga, kalau bisa utang/cicilan itu besarnya hanya 35 persen dari penghasilan dan aset harus lebih besar daripada utang. Keempat, memiliki asuransi.

“Kalau mau investasi apa pun yang tak ada masalah, misalnya mau coba jenis pasar uang dulu, pendapatan tetap, ya nggak apa apa juga. Yang penting keuangannya sudah sehat dulu,” ujar Melvin menegaskan.

Jika sudah memastikan kondisi keuangan sehat, lanjut Melvin, baru bisa memulai investasi sesuai kemampuan masing-masing. Seharusnya, Generasi Y atau Milenial (lahir 1980-1994) punya uang sekitar Rp 30 juta-Rp 50 juta.

“Kalau dia serius investasi. Nah, masalahnya, dia pede nggak dengan investasi itu. Tapi, uang itu harusnya sudah ada, karena, katakanlah sudah kerja sekian tahun,” kata Melvin.

Bagaimana cara memilih produk investasi? Melvin mengatakan, pasar uang relatif mirip satu sama lain. Bagi pemula bisa melihat nilai total AUM (jumlah dana yang dikelola dalam suatu produk reksadana oleh manajer investasi). Pilih produk yang memiliki nilai total AUM antara Rp 1 miliar ke Rp 1 triliun, lebih bagus kalau di atas Rp 1 triliun.

Kemudian, bisa melihat performanya seperti apa. Pasar uang itu sebaiknya yang grafiknya lurus-lurus saja, tidak terlalu fluktuatif naik-turunnya. Setelah itu, pemula bisa berkenalan dengan jenis reksadana lain. “Saya tekankan, jangan cuma belajar teorinya, nanti tahu teori investasi, tapi hasil nggak ada. Nah, jangan cuma fokus di teori, tapi juga praktiknya itu.”

Bagaimana dengan dana darurat? Melvin mengatakan, ada empat produk yang cocok untuk menyimpan dana darurat, yaitu rekening tabungan, deposito, reksadana/pasar uang, emas/logam mulia. Pemula juga bisa menyimpan dalam bentuk emas digital, apalagi produk dari BUMN.

“Belinya bisa Rp 50 ribu, kalau dikumpulin bisa dijadikan emas batangan, tapi memang ada biaya sertifikasi biasanya. Itu juga bisa dijadikan agunan, dititipin gitu, walaupun itu digital,” kata Melvin yang juga dikenal sebagai perencana keuangan.

(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.