7 Orang Tewas Jatuh dari Lift Sekolah Az-Zahra Bandar Lampung, Polisi Periksa Para Saksi

Garis polisi/ilustrasi. (foto: pixabay)

BANDAR LAMPUNG -- Penyidik Satreskrim Polresta Bandar Lampung masih memeriksa saksi-saksi dan mengolah tempat kejadian perkara (TKP) terkait jatuhnya lift Sekolah Az-Zahra di Jl DI Panjaitan pada Rabu (5/7/2023) petang. Tujuh dari sembilan korban dalam lift jatuh meninggal dunia, sedangkan dua orang lainnya masih kritis.

Semua korban dilarikan ke Rumah Sakit Bumi Waras (RSBW) Jl Wolter Monginsidi, Bandar Lampung. Tujuh korban meninggal dunia sudah dibawa keluarganya, sementara dua orang luka-luka dan patah tulang masih dirawat di ruang IGD RSBW.

Menurut Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Dennis Arya Putra, jumlah korban dalam insiden jatuhnya lift sekolah Az-Zahra sebanyak sembilan orang, tujuh di antaranya meninggal dunia, dan dua orang lagi masih kritis di rumah sakit.

Kompol Dennis mengatakan, saat ini masih menyelidiki peristiwa tersebut dengan memeriksa saksi-saksi dalam insiden tersebut. “Kami masih menyelidiki dan mendalami kasus ini, termasuk apakah ada pidananya,” kata Kompol Dennis di Bandar Lampung, Rabu (5/7/2023) malam, dikutip dari Antara, Kamis (6/7/2023).

Kompol Dennis mengatakan, lift sekolah tersebut seharusnya diperuntukan untuk orang bukan mengangkut barang. Namun, berdasarkan keterangan para saksi, lift tersebut digunakan untuk mengangkut barang dikarenakan saat itu pihak sekolah sedang melakukan renovasi fisik sekolah.

Keterangan yang diperoleh dari para saksi, di dalam lift yang jatuh tersebut, terdapat sembilan orang tukang bangunan yang sedang turun setelah selesai kerjanya pada petang hari. Diduga lift tersebut tidak mampu menampung beban yang terlalu banyak karena lift sehari-hari digunakan untuk naik dan turun orang saja dengan kapasitas tidak lebih dari lima orang.

Polisi sudah memasang garis polisi di TKP dan masih terus memeriksa beberapa saksi terkait dengan insiden tersebut. Menurut Kompol Dennis, polisi masih melakukan olah TKP untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut, termasuk apakah ada tindak pidana dalam peristiwa tersebut atas kelalaian dalam standar keselamatan kerja.

Tujuh korban meninggal dunia, yakni Edi Mulyono (38 tahun), Warga J Suban, Merbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan. Asep Nursyamsi (39), warga Tanjung Jati Lk II RT 008, Kelurahan Negeri Olok Gading, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung. Ahmad Burhan (39), warga Jl Bungur Lk II RT 005 Kelurahan Negeri Olok Gading, Telukbetung Timur, Bandar Lampung.

Selanjutnya Udin (65), warga Jl Pangeran M Noer, Telukbetung Selatan, Bandar Lampung. Rahmatullah (38), warga Jl AMD Tanjung Jati Lk II Kelurahan Negri Olok Gading, Telukbetung Barat. Selamat Saparudi (44), warga Jl AMD Kota Jaya No 21 Kelurahan Negri Olok Gading, Telukbetung Barat. Kemudian, Romi (32), warga Jl Dr Harun 1 Gang Arema, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung.

Dokter Arli yang bertugas di RS Bumi Waras membenarkan bahwa dari sembilan orang yang dibawa ke rumah sakit tersebut, tujuh orang di antaranya telah meninggal dunia.

"Sembilan orang dibawa ke sini, kemudian tujuh orang di antaranya sudah meninggal dunia. Kebanyakan korban mengalami cedera tulang belakang, dan dua masih dalam perawatan intensif," kata dokter Arli.

 

(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.