Serangan Israel Terhadap Tempat Suci Umat Kristen Meningkat

Tentara Israel/ilustrasi. (foto: pixabay)

YERUSALEM -- Serangan Israel terhadap tempat suci umat Kristen di Yerusalem dan Haifa mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir. Penasihat Majelis Ordinaris Katolik di Tanah Suci, Wadie Abu Nassar mengatakan, dalam lima tahun terakhir, 157 serangan dilakukan Israel terhadap tempat suci Kristen dan pada 2022 tercatat 40 serangan terdokumentasi terhadap situs suci, biarawan, dan biarawati.

"Di kota Haifa, beberapa insiden provokatif dilakukan oleh beberapa orang Yahudi yang religius, di dekat Biara Mar Elias di Gunung Karmel," kata Abu Nassar dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (15/6/2023).

Abu Nassar mengatakan, dalam lima tahun terakhir Yerusalem menyaksikan serangan terhadap tempat suci Kristen dalam skala besar. Sementara tempat suci lainnya menjadi sasaran serangan tetapi pada tingkat yang lebih rendah. Selain 157 serangan yang terdokumentasi terhadap tempat suci umat Kristen, ada sejumlah besar serangan yang tidak terdokumentasi.

"Hampir setiap hari ada serangan yang mencakup meludahi biarawan dan biarawati, khususnya di Kota Tua Yerusalem, dan kasus ini benar-benar memprihatinkan, terutama karena frekuensinya baru-baru ini meningkat," ujar Abu Nassar.

Abu Nassar menyalahkan Pemerintah Israel atas meningkatnya serangan terhadap kesucian dan simbol Kristen. Pemerintah Israel yang berkuasa, lanjut dia, sedang menyebarkan suasana beracun, membuat kelompok Yahudi yang religius merasa berada di atas hukum dan memiliki kekebalan dari hukuman.

Pada Februari 2023 lalu, anggota komunitas Kristen di Kota Tua Yerusalem merasakan ada peningkatan intimidasi dan tekanan dari ultranasionalis Yahudi. Sebelumnya seorang pria yang diidentifikasi oleh otoritas gereja sebagai seorang radikal Yahudi dipukuli dan ditahan setelah diduga merusak patung Yesus di Church of the Flagellation.

“Ini adalah gereja yang memperingati penderitaan Yesus, dan tepatnya di sini, melakukan (perusakan patung Yesus) adalah sesuatu yang sangat buruk,” kata Pastor Eugenio Alliata, yang bertanggung jawab atas koleksi arkeologi di Museum Terra Sancta.

Insiden itu mengikuti serangkaian peristiwa lainnya, termasuk grafiti yang bertuliskan "Kematian bagi Orang Armenia" dan "Kematian bagi Orang Kristen" ditulis dalam bahasa Ibrani di dinding Biara Armenia Saint James, awal Januari 2023. Polisi Israel telah meningkatkan patroli di sekitar situs-situs Kristen di Yerusalem, ketika sejumlah gereja melaporkan kekerasan dan intimidasi oleh orang-orang Yahudi setelah pengambilan sumpah pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

“Dalam dua bulan terakhir, menurut saya, sejak awal pemerintahan baru, serangan seperti ini menjadi sangat-sangat biasa. Dan masalahnya adalah kami merasa tidak ada yang bisa kami lakukan untuk mengatasinya," ujar seorang pemilik restoran di Kota Tua, Miran Krikorian.

Selain perusakan patung Yesus, Patriarkat Latin Yerusalem, kantor Uskup Agung Katolik Roma ritus Latin Yerusalem, menyatakan, setidaknya ada empat insiden vandalisme atau pelecehan kekerasan yang dilaporkan.

Salah satunya, sekelompok ekstremis Yahudi melemparkan kursi dan meja di sekitar area dekat markas Kustodi Tanah Suci. Hal ini menciptakan "medan pertempuran" di kawasan Kristen. Sementara di tempat lain, pemakaman Kristen di Yerusalem juga dirusak.

Polisi tidak secara langsung menangani tuduhan bahwa insiden anti-Kristen sedang meningkat. Tetapi polisi mengatakan, penangkapan telah dilakukan, dan beberapa dakwaan diajukan. Sejauh ini Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu maupun Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, belum memberikan tanggapan terkait peningkatan insiden kekerasan di lingkungan Kristen.

 

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.