Meski Alami Penurunan Cukup Besar, PDIP Masih Parpol dengan Elektabilitas Teratas
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). (foto: dok.pdip)
JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih menjadi partai politik (parpol) posisi paling teratas yang dipilih masyarakat berdasarkan survei Indonesia Political Opinion (IPO). Meski teratas, elektabilitas PDIP mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan survei IPO sebelumnya dari 26 persen menjadi 21,5 persen.
"Artinya perubahan elektabilitas PDIP itu signifikan," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah saat rilis survei "Peta Elektoral Koalisi Partai & Capres-Cawapres Jelang Pemilu 2024" di Jakarta, Jumat (16/6/2023), dikutip dari Republika, Sabtu (17/6/2023).
Sebaliknya, lanjut Dedi, meski konsisten bertengger di posisi kedua, tetapi elektabilitas Partai Gerindra justru naik. Partai Gerindra yang selama ini hanya mendapat 12-13 persen berdasarkan survei IPO, terbaru mendapat perolehan 19,7 persen.
Menurut Dedi, besar kemungkinan karena Partai Gerindra yang paling mencolok dalam aktivitas-aktivitas belakangan ini, ditambah hubungan Partai Gerindra dengan Presiden RI Jokowi dan koalisi yang dibangun lebih meyakinkan dibandingkan yang lainnya. Selain itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo juga dianggap satu-satunya kandidat bakal calon presiden (capres) yang ia sendiri memimpin partainya.
"Artinya dengan tingkat independensi yang tinggi tadi, besar kemungkinan suara itu tergeser ke suara partai sehingga Partai Gerindra menempati posisi kedua tapi dengan elektablitas lebih tinggi," ujar Dedi menjelaskan.
Sementara di posisi ketiga, ada Partai Golkar dengan 9,3 persen, Partai Demokrat 9,2 persen, PKB 7,7 persen, Partai Nasdem 7,5 persen, PAN 5 persen, PKS 4,8 persen, Perindo 4,5 persen, dan PPP 2,1 persen. Adapun PSI hanya memperoleh 0,6 persen, Partai Gelora 0,6 persen, Partai Hanura 0,4 persen, PBB 0,4 persen, Partai Umat 0,1 persen.
"Berarti ada partai parlemen sekarang yang terancam tidak lolos, yaitu PPP dengan elektabilitas 2,1 persen. Yang menarik PAN juga karena PKS termasuk stabil dan sulit diprediksi lembaga survei karena survei dan kenyataan berubah, beda sama partai lain," kata Dedi.
Survei IPO dilakukan pada rentang periode 5-13 Juni 2023 dengan metode wawancara ke 1.200 responden. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat akurasi data 95 persen.
(dpy)
Post a Comment