Ini Alasan Anies, Ganjar, dan Prabowo Diminati Publik untuk Pilpres 2024
Ganjar Pranowo, Anies Baswedan (tengah), dan Prabowo Subianto terus menempati tiga besar elektabilitas calon presiden (capres) 2024. (foto: afp, pemprov jateng, pemprov dki jakarta) |
JAKARTA -- Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto terus menempati tiga besar elektabilitas calon presiden (capres) 2024 yang ditangkap lembaga-lembaga survei. Latar belakang ketiganya cukup banyak mempengaruhi minat publik.
Direktur Eksekutif Algoritma, Aditya Perdana mengatakan, sosok dengan latar kepala daerah dan militer/TNI diminati sebagai capres. Hal ini untuk menjawab kebutuhan Indonesia dalam lima tahun yang akan datang.
"Itulah alasan mengapa Anies Baswedan dan juga Ganjar disukai masyarakat kita karena dia kepala daerah, dan juga Prabowo Subianto yang berasal dari tentara, jadi lebih ke sana," kata Aditya, Senin (26/6/2023), seperti dikutip dari Republika.
Menurut Aditya, sosok yang dilihat memang orang-orang yang punya pengalaman dari bawah untuk bisa naik menjadi capres. Survei Algoritma menemukan kepala daerah mendapatkan 27,4 persen, sedangkan TNI mendapatkan 20,9 persen.
Setelah itu, ada tokoh masyarakat/agama dengan 13,8 persen. Kemudian, akademisi 5,9 persen, menteri atau kepala lembaga negara 5,8 persen, pengusaha 4,3 persen, ketua umum parpol 2,8 persen, Polri 1,5 persen. "Jadi, ketua umum partai tidak laku, 2,8 persen," jelas Aditya.
Jika melihat tingkat konformitas pemilih, capres yang diusung parpol menjadi faktor yang ditimbang pemilih. Sebanyak 63,6 persen pemilih mempertimbangkan, sedangkan 20,3 persen pemilih tidak pertimbangkan.
Algoritma turut mencatat sikap pemilih partai politik jika partai yang dipilih memilih capres yang tidak sesuai harapan. Sebanyak 23,3 persen pemilih ternyata beralih untuk memilih partai politik lainnya. "Tapi, 37,5 persen akan tetap memilih partai politik tersebut," kata Aditya.
Namun demikian, sebanyak 15,6 persen masih mengaku ragu-ragu dan 0,9 persen mengaku memilih golput. Bahkan, ada pula 6,4 persen yang masih memilih tak menjawab dan 16,3 persen yang masih memilih tak tahu.
(dpy)
Post a Comment